JANGAN DIAM

TETAP BERSUARA !

Menggunakan hak suara saat pemilu legislatif dan presiden sama artinya dengan menggunakan hak suara pada masa gonjang-ganjing bangsa ini. KPK, Polri, MK apa-apaan mereka ribut, .....Kapan kerjanya kalau semua saling tuding dan menyalahkan....

Kenapa tak ada yang jujur berani mengaku kesalahan, supaya selesai babak ini....Kemudian kita masuk pada babak yang baru yang membuat kita maju !

Karena itu rakyat jangan diam, tetap proaktif dan bersuara....gunakan hak suara melalui ide-ide tajam yang bermanfaat bagi kemajuan bangsa kita.

Bila Anda bersuara untuk menyokong kemajuan bangsa dan negara itu sama artinya Anda cerdas, cermat dan tak mau membiarkan bangsa dan negara ini dihancukan oleh pejabat, wakil rakyat yang tak bertanggung jawab... Karena tingkat kekritisan masyarakat turut pula menyokong kemajuan Indonesia. Jadi tetap bersuara, jangan diam !

Masih sabarkah Anda melihat keadaan Indonesia usai gerakan reformasi, tapi hasilnya sangat minim. Terlalu banyak yang belum dibenahi malahan cenderung tambah merosot keadaanya. Lihat saja, pembangunan yang tak adil. Di kota Jakarta pembangunan digeber habis hingga sekarang kota itu seperti kota yang sangat menyiksa warga karena hari-hari macet dan banjir. Sementara di daerah dari barat hingga ke ujung timur nihil pembangunan. Inikah namanya keadilan ?

Hayo siapakah lagi yang mau mengoreksi kalau bukan masyarakat, sebab kenyataanya para pejabat negeri ini hanya bekerja setengah hati. Biar orang lain, rakyat sengsara yang penting saya dan keluargaku senang dan selamat, sepertinya begini prinsip sebagian pejabat dan pemimpin negeri ini... !

KISRUH

PARA PEMIMPIN...

KISRUH para pemimpin KPK, Polri dan MK pertanda tak beresnya para petinggi negeri ini. Lebih baik diamlah mereka kalau cara kerjanya begitu, pasti ada apa-apanya kalau sudah begini....Kita lihat saja nanti pasti akan ada yang tumbang apalagi kalau emosi rakyat sudah tak bisa diredam lagi !

Apalagi bila kita amati dalam siaran pers dari gedung Senayan...wah kita sungguh prihatin karena ternyata terlalu banyak ulah mereka yang tak bisa jadi panutan.

Kerja datang terlambat, rapat sambil tidur-tidur main SMS atau FB-an, bahkan main tinju itulah yang acapkali terekam.
kamera para repoter media televisi.




Ini berarti Senayan itu pantas jadi
gedung tinju ya...bukan untuk menjadi tempat para wakil rayat mengolah dan menyelesaikan apa-apa yang seharusnya mereka kerjakan untuk membangun bangsa ini.

Apakah para pemimpin tadi tak menjaga efek bagi masyarakat ? Dan lihat bagaimana banyaknya kerusuhan, demo, tawuran juga adalah imbas dari kinerja dan gaya hidup penghuni Senayan dan gedung-gedung pemerintah yang lengah dan tak ingat bahwa mata dan telinga masyarakat sungguh tajam memperhatikan mereka, dan apa yang masyarakat lihat akan berubah jadi malapetaka.

Saya kira sudah tak bolehlah kita masyarakat dibuat begini. Kalau kita bandingkan dengan cara kerja para pemimpin, pejabat di negara tetangga kita, mereka sangat pro pembangunan rakyat, bukan untuk kemakmuran sendiri.

Masyarakat di negeri seberang sungguh dibuat sejahtera oleh para pejabat pemerintahnya, tapi kita disini justru diperlakukan tak manis. Apakah mereka anggap sudah benar yang mereka kerjakan ini ? Bila dibandingkan dengan bangsa lain sungguh jauh berbeda.....

Inilah yang membuat segelintir warga masyarakat selalu ingin berontak, sebab tidak puas....Karena ketidak pedulian para wakil rakyat pula yang tak menyentuh hati warga masyarakat....

Layanan publik saja sungguh tak manis....dan inilah budaya kerja yang mengalir dari gedung wakil rakyat juga, maka tak heran aparat di desa juga bisa terbawa-bawa....Jadi bila kita menilai apa yang kita lihat sekarang sungguh belum menjawab apa yang menjadi kerinduan masyarakat luas.....