Terimalah Berita Baik melalui internet anda !

"But when the Holy Spirit comes upon you, you will be filled with power, and you will be witnesses for me in Jerusalem, in all of Judea and Samaria, and to the ends of the earth..."Acts 1:8






Dengarkan Siaran ASIANCROSS Radio Pemenang !









1.22.2012

GONG XI FAT CHAI “Cermin Kehidupan”

By. Hotben Siahaan

Meski tak banyak yang kuketahui mengenai makna lain dari perayaan Imlek, namun saya mencoba menulis sedikit yang dapat kushare-kan mengenai pengalaman dan pemandangan yang kulihat berkenaan dengan Imlek dan kehadiran kaum etnis Cina di tanah air.
Seingat saya waktu kecil di berbagai kota-kota besar dan kecil di Sumatera Utara Indonesia seperti Medan, Binjai, Lubuk Pakam, Tebing Tinggi, Pematang Siantar, Kisaran, Tanjung Balai, Perdagangan dan lainnya maka perayaan Imlek atau Tahun Baru Cina nampaknya dirayakan secara diam-diam saja. Artinya hanya komunitas warga Cina itu saja yang merayakan dan tertutup bagi suku bangsa lainnya.

Bagi anak-anak mereka juga keriaan paling sebatas membunyikan mercon petasan yang dilempar ke jalan aspal lalu meletus atau pistol mainan menggunakan pita beracun yang juga menghasilkan bunyi letupan kuat dan berasap, itu pun hanya sebatas di halaman atau pekarangan rumah saja. Mereka gembira tapi sangat terbatas, kegembiraan itu cukup bagi mereka saja.

~ Terobosan Besar.

Kalau kita tanya para tua-tua kita, bahkan membaca beberapa artikel sejarah mencatat bahwa pada masa pemerintahan presiden pertama Indonesia yaitu Bung Karno dan Bung Hatta, memang keberadaan kaum etnis Cina di Indonesia sangat dibatasi, baik dalam status juga hal kepercayaan mereka.

Berpuluh tahun yang lalu sebelum angin segar berhembus dari anak bangsa yang berwawasan sosial yang amat perduli dan berbudi luhur, maka warga Cina di Indonesia tetap dalam kungkungan politik yang mematikan hak azasi manusia. Perayaan Tahun Baru Imlek yang bernuansa religi dan persaudaraan, serta kesempatan menunjukkan identitas diri dan kebudayaannya bagi kalayak ramai baik di panggung terbuka atau media elektronik sangatlah tidak mungkin. Tak heran keadaaan itu membuat kaum etnis ini sangat gigih bekerja, berwiraswasta, berbisnis karena hanya itulah bidang yang terbuka namun terbatas pula bagi mereka.

Ketika Abdurrahman Wahid alias Gusdur menjadi presiden Indonesia, beliau mencabut Inpres No 14/1967 yang menjadi gembok pelarangan itu. Kemudian menyucukkan anak kunci lalu mengeluarkan Keppres No 19/2001 bertanggal 9 April 2001 yang meresmikan Tahun Baru Imlek sebagai hari libur yang berlaku hanya bagi mereka yang merayakannya saja. Seterusnya tahun 2002, Tahun Baru Imlek resmi dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional oleh Presiden Megawati Soekarnoputri yang berlaku mulai tahun 2003. Pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pemerintah dan DPR membuat kebijakan yang dalam UU No 12/2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia yang semakin membuka luas ruang kebebasan bagi warga etnis Cina.
Dengan perubahan dari segi undang-undang maka keberadaan warga etnis Cina semakin baik. Sesama warga pun dapat menerima dan tak ada lagi kecurigaan seperti yang sebelum-sebelumnya terjadi.

Sekarang perayaan Tahun Baru Imlek sudah diterima semua kalangan secara nasional dan hari itu juga dilakukan libur secara nasional pula. Dalam bidang seni pertunjukan seni budaya dari kalangan kaum etnis Cina yang amat popular ialah atraksi ‘barongsay’ yang sangat diminati mulai dari kanak-kanak dan telah meluas di seluruh Indonesia dari Sabang Aceh sampai Merauke Papua.

Sama halnya hari ini, Tahun Baru Imlek 2563 yang jatuh pada hari Senin 23 Januari 2012 diharapkan menjadi momentum bercermin tentang arti kehidupan, kasih dan harapan, khusus bagi warga etnis Cina itu sendiri, dan akhirnya meluas menjangkau seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

Kita jadikan perayaan Imlek hari ini bukan hanya sekedar perayaan, kumpul-kumpul makan-minum atau rekreasi bersama keluarga, saudara-saudara dan teman-teman, tetapi saat yang baik mengevaluasi sejauh mana arti kehidupan yang kita lalui dan yang akan kita lalui, ! Apa kiprah atau peran kita bagi keluarga dan juga masyarakat luas, yang kita kerjakan sesuai kemampuan dan bidang masing-masing.

~ Penciptaan uang dan ruang.

Kita sangat mengakui dan berterimakasih kepada Tuhan yang mengasihi sesama umat manusia di dunia ini, bahwa kehadiran kaum etnis Cina di Indonesia amat besar, walau memang sejak perubahan itu belum terjadi tidaklah diperhitungkan. Namun sekarang lihatlah kaum ini telah berhasil menciptakan uang dan ruang dalam pembangunan Indonesia dalam berbagai bidang projek. Hampir di seluruh pusat kota-kota besar di Indonesia, kaum ini mengambil peran dalam memajukan perekonomian dan bisnis papan atas yang telah membuka lapangan kerja dan memberi harapan bagi ribuan keluarga-keluarga Indonesia dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa.

Perayaan Imlek hari ini yang juga menjadi kesempatan melakukan bersih-bersih rumah, tempat seembahyang dan dihiasi dengan pernak-pernik hiasan berwarna merah, baju, celana bahkan topi berwarna merah, khusus anak-anak dan remaja pemuda yang belum berumah tangga bukan sekedar untuk mendapatkan angpao yang memang sudah menjadi tradisi sejak dulu, tapi memaknai kehidupan secara dalam dan menjadi berkat itulah yang amat kita dambakan.

Bentuk toleransi bukti keterbukaan, pada Imlek 2011 kita boleh menyaksiakan perayaan Imlek di kota Bekasi yang dihadiri segenap warga etnis Cina kota Bekasi serta menampilkan ragam seni musik dan atraksi dari beberapa sekolah dan kumpulan paguyuban seni Ondel-ondel Betawi, Reog Ponorogo yang sempat dihebohkan di Malaysia dan pencak silat Dayak yang langsung didatangkan dari Pontianak Kalimantan Barat.






Nah, melalui kesempatan ini, kebetulan penulis menikah dengan seorang perempuan etnis Cina berarti keluarga dan kawan-kawan kami banyak orang Cina pula maka patut juga kami mengucapkan Sin Chun Kiong Hi (Selamat Hari Raya Musim Semi) dan Gong Xi Fat Chai (Semoga Sukses, Banyak Rezeki), Tuhan memberkati kita semua melimpah seperti sungai yang tak pernah kering dan seperti gelombang laut yang tak pernah berhenti !

“Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti,
maka keturunanmu akan seperti pasir dan anak cucumu seperti kersik banyaknya; nama mereka tidak akan dilenyapkan atau ditiadakan dari hadapan-Ku."
Yesaya 48:18-19