PENGINJILAN DENGAN SEKEPING VCD
INTERNATIONAL CHARISMATIC MISSION SCHOOL-ICMS
Tarakan Indonesia
By: Hotben Siahaan, M.Min
1 April 2010 adalah hari yang amat penting bagi saya. Saat itu saya menjumpai ada banyak anak-anak dan orang tua Myanmar yang menjadi pekerja kasar secara illegal di kota Kuala Lumpur, Malaysia. Mereka bekerja sebagi penjual sirih, tukang repair sepatu, mengumpulkan barang bekas, penyapu jalan, pembantu di rumah makan, di toko bahan bangunan dan berbagai tempat lainnya.
Sudah sejak tahun 2003 saya terbeban kepada orang-orang Myanmar karena mendengar penderitaan mereka. Tapi setiap saya di Malaysia saya pun tak pernah menjumpai orang-orang Myanmar itu bergabung di gereja-gereja berbahasa Malaysia, Indonesia dan Inggris. Maka dari saat itu saya mulai mengadakan gerakan secara pribadi berkeliling kota mencari orang Myanmar dan membagikan Alkitab dan VCD yang saya copy sendiri di Malaysia karena bila membawanya dari Indonesia saya akan ditahan di imigrasi atau dipulangkan.
Dimana saya berjumpa dengan mereka ?
Puji Tuhan, di rumah-rumah yang mereka sewa secara berkelompok, bus stand, terminal, bus kota, kedai kopi, rumah makan dan di jalan-jalan. Disanalah aku menjumpai dan melayani para pengungsi pelaraian Myanmar yang tersebar di Pulau Pinang, Bukit Mertajam dan Kuala Lumpur, Malaysia.
Dari sekeping VCD berisi lagu dan gambar saya dan firman Tuhan yang saya rekam, ternyata memberi hiburan serta membuat mereka merasa punya sahabat baru. Apalagi saya katakan “Saya pendeta dari Indonesia”, wow mereka sangat senang mendengarmya. Sebab punya kawan dari negeri yang jauh yang selama ini mereka tahu juga bahwa anak-anak Tuhan di Indonesia juga mengalami banyak penderitaan karena konplik sesama anak bangsa.
Yang kedua, saya berikan Alkitab terbitan Gideon dalam dwi bahasa Inggris dan Indonesia. Dan setiap pertemuan denga mereka akan dimulai dengan doa dan cerita tentang penyertaan Tuhan bagi kaum migrant, pelarian, pemgungsi seperti bangsa Israel di Mesir yang senantiasa dipimpin Tuhan !
MENJADI GURU SUKARELA
Kesaksian saya sebagai hamba Tuhan yang mengalami pelarangan dan penutupan gereja di Rengasdengklok Karawang Indonesia, rupanya membuat hati mereka ikut prihatin karena berjumpa dengan kawan-kawan yang teraniaya, terusir, dan keadaan seperti itu menjadi perekat dalam membangun hubungan agar semakin kuat di dalam Tuhan !
Berkat skill yang saya miliki, saya pun amat cepat menyatu dengan mereka. Rasanya apa yang saya punya ingin dibagikan kepada mereka apalagi bila melihat anak-anak mereka yang masih kecil imut-imut, lucu-lucu. Wah haru rasanya. Tak salah lagi, belajar music, vocal, keyboard, drum, fotografi dan berbagai program komputer seperti desain grafis, editing video dan digital musik saya ajarkan dengan senang hati dan cuma-cuma. Malah dengan pelatihan ini kami pun membuat rekaman lagu rohani berbahasa Myanmar seperti “Eni et die – This is a day – Hari ini”, sebagai alat komunikasi dan penginjilan untuk menjangkau orang-orang Myanmar di Malaysia bahkan di mana-mana mereka merantau.
Sampai sekarang saya melayani dan mengajar sekitar 120 orang-orang Myanmar terdiri dari anak-anak kecil hingga orangtua. Mereka tinggal di rumah apartemen yang mereka sewa secara kongsi dengan keluarga lainnya, antara 3-4 keluarga berkumpul satu rumah dengan harga sekitar RM 350 atau 1 juta rupiah perbulan.
- Kisah2 perjalanan misi saya akan saudara baca dalam majalah Gaharu terbitan Jakarta…
- Diterbitkan pada bog pribadi saya ASIANCROSS JOURNAL http://www.asiancross2.blogspot.com
- Disiarkan di ASIANCROSS Radio Online http://www.asiancross.listen2myradio.com/
- Kiranya jadi berkat !
