Terimalah Berita Baik melalui internet anda !

"But when the Holy Spirit comes upon you, you will be filled with power, and you will be witnesses for me in Jerusalem, in all of Judea and Samaria, and to the ends of the earth..."Acts 1:8






Dengarkan Siaran ASIANCROSS Radio Pemenang !









10.15.2011

KISAH KASIH "si anak hilang "



By Hotben Siahaan

Syalom, inilah secarik kertas pengalaman dimasa lampau, sebagai mutiara iman di dalam Kristus !

Hotben Siahaan adalah anak hamba Tuhan yang pada masa mudanya memimpin band AB Group dan perusahaan rekaman Dirgahayu Record di Jakarta. Sebagai pencipta lagu, penyanyi, pemusik dan sekaligus memproduksi ia bekerja dengan giat. Dan tiga dari sekian banyak lagunya yang sudah dipasarkan adalah : Untuk Perdamaian Dunia dinyanyikan Tetty Manurung, dan mendapat penghargaan dari Palang Merah Indonesia Cabang Jakarta Pusat, dan lagu Nuansa Gadis Suci dinyanyikan Nike Ardilla dan sekaligus sebagai soundtrack film judul yang sama serta lagu Masih Adakah Waktu yang dibawakan sendiri di televisi dalam acara pengumpulan dana untuk membantu korban bencana alam di Flores tahun 1992.

Perjalanan karir musik pop-nya berlangsung tahun 1983 sampai 1993. Dunia musik pop telah menyeretnya jauh dari hadapan Tuhan. Namun karena doa kedua orang tuanya yang terus-menerus meminta kepada Tuhan supaya Hotben "Si Anak Hilang" kembali ke jalan Tuhan, akhirnya terjawab juga.

Tuhan berbelas kasihan dan Hotben kembali pada Tuhan serta kini bekerja di ladang-Nya sesuai dengan karunia Tuhan baginya.

Keputusan menerima panggilan Tuhan ia mulai sejak masuk sekolah Alkitab di Cianjur, dan beberapa sekolah teologi di Jakarta sehingga dengan ketekunan belajar itu boleh menjadi bekal melayani. Karena apa lagi yang mau dicarai, pada saat karir itu hancur di usia yang mulai bergerak 30 an tahun serta beban rumah tangga, ia berani mengambil keputusan untuk tinggalkan pekerjaannya di bidang produksi musik pop dan film, dan pergi masuk asrama sekolah pendeta dan melayani Tuhan.

Maka oleh pertolongan Tuhan sejak tahun 1995 hingga 2005 adalah masa-masa sulit, karena ia sendiri dalam kekurangan harus masuk panggilan Tuhan, namun ada pertolongan Tuhan sebab selama kurun waktu menimba ilmu di berbagai sekolah, untuk persiapan menjadi pelayan Tuhan selalu ada jalan keluar terutama masalah keperluan biaya study dan untuk keluarga.

Dalam menjalani hidup sebagai hamba Tuhan, ia punya catatan pengalaman yang senantiasa mengiang-ngiang di telinga, bahwa " Hidup ini bagaikan berjalan di padang gurun dimana kita harus menghadapi kengerian dan bahaya yang mengancam setiap saat, tetapi ingat disana juga kita temukan mujizat-mujizat Tuhan yang luarbiasa, asal kita tetap takut dan mengasihi Tuhah dengan setia"

MUTIARA IMAN


By Hotben Siahaan

" Daya hidup suatu jemaat diukur oleh kekayaan kasihnya, bukan oleh semangat anggota-anggotanya, oleh seluk beluk teologianya atau keuangan yang berlimpah-limpah.....

" Pada saat saudara memberi hati kepada orang-orang susah, maka saat itu juga Allah akan berkemurahan dan menghibur saudara lewat orang-orang yang berkecukupan !

" Kita tidak dapat mendidik orang lain melalui kotbah kita yang baik, sedangkan kita tetap hidup dalam dosa !

" Bila penderitaan, cemoohan dan penghinaan bertubi-tubi menyerang engkau karena pengenalanmu akan Kristus, maka tiada jalan selain berlari dan memeluk Tuhan Yesus sendiri, sebasb karena Dialah engkau dihina, dicemooh dan mengalami banyak penderitaan...

" Kekuatan iman seolah-olah tidak berarti pada saat segala sesuatu berjalan dengan baik, tetapi ia teramat penting manakala pencobaan yang luarbiasa datang mendesak hidup kita....

10.11.2011

BERHARAP PADA YESUS...

1. BERHARAP PADA YESUS
Cip. Hotben Siahaan

Bila engkau hadapi persoalan
Bila engkau tak mampu sendiri
Mari datang datanglah pada Yesus
Jadikanlah Dia Juru selamatmu...

*
Serahkanlah semua beban hidupmu
Serahkanlah semua persoalanmu
Berharaplah hanya pada Yesus
Dia yang sanggup merubah hidupmu

Janganlah kau harapkan manusia
Janganlah kau bersandar padanya
Hanya Yesuslah tempatmu mengadu
Menuntunmu ke jalan yang benar

2. KUMAU MELAYANI TUHAN
Cip. Hotben Siahaan

Kumau melayani Tuhan
Kumau berkarya bagi-Mu
Karena besar kasih-Mu padaku
Kumau bersaksi bagi-Mu

*
Pakailah aku Tuhan pakailah Tuhan
Urapi aku Tuhan urapilah
Biar Engkau makin besar
Dan aku maijn kecil
Terpujilah Yesus selamanya

10.10.2011

PANGGILAN PAULUS UNTUK BANGSA-BANGSA !


By: Hotben Siahaan, untuk ASIANCROSS Radio Pemenang !

Syalom,inilah pengalaman Paulus, boleh kita belajar tentang panggilan dia ...

Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa laoin serta raja-raja dan orang-orang Israel" Kisah Para Rasul 9:15

Punya paspor, pengetahuan umum, sejarah, geografi, sastra, mengerti hukum internasional, skill khusus, penguasaan teknologi, relasi, kepasihan berbahasa bahkan uang tidak jadi jaminan bagi seseorang mampu melanglang dunia, apalagi untuk misi memberitakan Kabar Baik ke bangsa-bangsa yang bukan tanah subur Injil. Syarat utama mesti menerima panggilan khusus persis seperti pengalaman rasul Paulus dan bukan seperti panggilan kepada Petrus dan kawan-kawan. Karena ketika Sang Guru memerintahkan murid-murid-Nya agar melakukan misi antarbangsa sampai ke ujung bumi, ternyata amanat itu dianggap sepi dan mereka cukup senang-senang saja di sekitar Yerusalem dan puas dengan bilangan jiwa-jiwa yang mengalami berbagai mukjizat itu.

Perbedaan latar belakang panggilan yang dibalut dengan ragam macam kesulitan dan konflik akan membentuk karakter setangguh burung rajawali. Hal ini pula yang membedakan siapa Petrus dan kawan-kawan dan siapa Paulus sang perintis pekabaran Injil antarbangsa. Justru karena kefakuman murid-murid yang tidak meneruskan tugas ke bangsa-bangsa di luar Israel, maka tak pelak lagi, Yusus Sang Guru harus mencabik Yerusalem dan mengijinkan Saulus sang rival yang dalam catatan bangsa Ibrani lebih unggul dibanding Petrus dan kawan-kawan. Baik kewarganegaraan, pengetahuan umum, mengenai hukum taurat bahkan hak-hak sipil ada di atas Petrus dan kawan-kawan. Dan tidak main-main, untuk masalah ini Sang Guru harus mencari penantang yang mampu menjungkirbalikkan kenyamanan para murid-murid-Nya yang menganggap diri sudah hebat sehingga lalai akan misi lanjutan.

Nah dari dua kelompok ini kita menemukan bahwa Paulus adalah seorang pria yang teramat tangguh dalam soal pekabaran Injil antarbangsa. Tanpa mengesampingkan apa yang dikerjakan Petrus dan kawan-kawan, Paulus menjadi amat penting bagi seluruh maksud Kristus, agar semua bangsa datang kepada Kristus. Dalam hal ini kita melihat bahwa Tuhan Yesus mencari orang-orang yang tepat dan berkenan di hatinya, sekalipun untuk mencapai goal yang Tuhan maksud, seseorang harus mengalami penderitaan yang tiada kunjung henti, sampai Berita Baik tersebar sampai ke seluruh bumi. Karena itu apa yang dituliskan Paulus sebagai laporan-laporan yang ia sebarkan sungguh-sungguh mendebarkan hati jemaat-jemaat. Karena untaian kata-kata Paulus lebih lembut dari kata-kata seorang ibu yang bijaksana bahkan lebih menggigit dibanding gigitan ular beludak pulau Malta.

JURNALISTIK


Syalom,sebuah pelatihan bakat ini perlu kita asah !

Tingkatan Isu (News Value)
Oleh : Eddy Hasby
Tambahan Oleh: Hotben Siahaan
---------------------------------------


Tak jauh beda dengan berita tulisan, foto berita juga memiliki muatan isu yang berkembang di masyarakat. Dan setiap berita mengandung tingkatan atau nilai berita yang dapat mencuat menjadi polemik dan konsumsi di lingkungannya masing-masing.
Tingkatan isu ini juga sudah menjadi sebuah pakem dalam dunia foto jurnalistik. Isu yang beredar meliputi pada tingkatan, lokal, regional, nasional dan internasional.

Lokal
Pada kapitas pemberitaan yang bersifat lingkungan yang sempit, isu ini biasanya menjadi santapan koran-koran daerah. Beritanya, sebatas antar kampung, desa dan sebagainya, sebagai contoh sebuah berita yang memiliki hubungan emosional yang sempit, mungkin skandal pemilihan ketua RT atau RW. Namun kadang kala isu dapat berkembang ketingkatan regional maupun nasional bila keterkaitan unsur berita lokal dengan wilayah pusat.

Regional
Konsumsi pemberitaan pada setingkat lebih tinggi dari lokal, biasa jadi isu-isu yang mengalir dalam masyarakat tumbuh berkembang ketingkat regional atau provinsi. Seperti skandal yang melanda pemilihan camat atau bupati. Perkembangan isu juga dapat mencuat ke tingkat nasional apabila ada interaksi antara daerah dan pusat.

Nasional
Pemberitaan dalam kadar tingkat nasional biasanya banyak disajikan oleh koran-koran yang konsumsinya seluruh Indonesia seperti Kompas, Media Indonesia, The Jakarta Post dan lainnya. Isu yang beredar mempengaruhi dan dapat merubah masyarakat dalam tatanan nasional. Isu korupsi pejabat tinggi, Soeharto yang sakit-sakitan, bencana alam yang merenggut ratusan nyawa korban seperti Tsunami. Berita tingkat nasional ini juga dapat mencuat ke level Internasional, seperti krisis ekonomi menjadi isu ditingkat investor ASEAN dan dunia.
Pemakaman Mantan Presiden Soeharto
Upacara militer mengiringi proses pemakaman mantan Presiden Soeharto di Astana Giribangun, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Senin (28/1). Kompas/Agus Susanto

Internasional
Yang mempengaruhi perkembangan isu dan gejolak seluruh dunia, seperti rontoknya gedung WTC di New York bulan September 2001 lalu. Efeknya dirasakan langsung ke seluruh dunia, mulai dari penyerangan Amerika ke Afganistan hingga laju pekembangan ekonomi ke pelosok dunia.

Dalam dunia jurnalistik, tingkatan muatan berita yang ada di atas tersebut dapat dilihat pada halaman-halaman koran, baik koran daerah maupun nasional.

Berita-berita pokok yang biasanya menjadi isu internasional dan nasional selalu berada pada halaman utama atau cover. Kemudian disusul dengan halaman dalam yang menyajikan berita-berita regional, lokal. Berita yang memiliki unsur isu ditingkat international, nasional, regional dan lokal tersebut dapat berupa berita politik, ekonomi, olahraga dan sebagainya yang dapat mempengaruhi hajat hidup orang banyak.

(dari berbagai sumber)

Kriteria Penilaian Foto Jurnalistik
Oleh : Eddy Hasby dan Hotben Siahaan.
Foto jurnalistik memiliki dua kadar penting yaitu fokus secara teknis dan fokus secara cerita. Foto yang baik itu ialah tidak hanya sekedar fokus secara teknis, namun juga fokus secara cerita. Fokus dengan teknis adalah gambar yang mengandung kualitas, ketajamapencahayaan atau kekaburan yang beralasan. Ini dalam artian memenuhi syarat secara teknis fotografi. Sedang fokus secara cerita adalah mengandung makna yang dalam, berkesan, serta membawa pesan dan misi yang akan disampaikan kepada pembaca. Mudah dimengerti, dipahami dan sangat menyentuh hati pembacanya.

Kelompok kerja PWI bidang Foto Jurnalistik penah membuat suatu rumusan untuk menilai sebuah foto jurnalistik yang dilihat dari kuat lemahnya sosok penampilan foto berita ialah :

1. Kehangatan/Aktual
Sesuai dengan prasyarat umumnya sebuah berita, subyeknya bukan merupakan hal basi, sehingga betapapun mudahnya kegiatan pengambilan sebuah foto bila tidak secepatnya dipublikasikan, sebuah foto belumlah memiliki nilai berita.
2. Faktual
Subyek foto tidak dibuat-buat atau dalam pengertian diatur sedemikian
rupa. Rekaman peristiwa terjadi spontan sesuai dengan kenyataan yang
sesungguhnya, karena ini berkaitan dengan suatu kejujuran.

3. Informatif
Foto mampu tampil dan dalam lebatan yang dapat ditangkap apa yang ingin diceritakan di situ, tanpa harus dibebani oleh sekeranjang kata. Pengertian informatif bagi tiap foto perlu ukuran khas. Sedikit berbeda dengan sebuah penulisan yang menuntut unsur 5W + 1H dalam suatu paket yang kompak, maka dalam sebuah foto jurnalistik minimal memiliki unsur who (siapa), why (mengapa) jika itu menyangkut tokoh dalam sebuah
peristiwa. Dan keterangan selanjutnya untuk melengkapi unsur 5W + 1H (sebagai pelengkap informasi) ditulis pada keterangan foto (caption).

4. Misi
Sasaran esensial yang ingin dicapai oleh penyajian foto berita dalam penerbitan, mengandung misi kemanusian – merangsang publik untuk menghargai apa yang patut dihargai atau sebaliknya menggugah kesadaran mereka untuk memperbaiki apa yang dianggap brengsek.

5. Gema
Gema adalah sejauh mana topik berita foto menjadi pengetahuan umum, dan punya pengaruh terhadap kehidupan sehari-hari dalam skala tertentu. Apakah satu peristiwa atau kejadian cuma bersifat lokal, nasional. regional atau internasional.

6. Aktraktif
Menyangkut sosok grafis foto itu sendiri yang mampu tampil secara mengigit atau mencekam, baik karena komposisi garis atau warna yang begitu terampil maupun ekspresif dari subyek utamanya yang amat dramatis.
Peduli Kasih Untuk Juliana:
Juliana Penderita Tumor Tulang Ganas
Seorang anak kecil, Juliana menderita sakit tumor tulang ganas butuh doa dan dukungan kita semua. Ketika kami melihat keadaan anak itu, kami membuat laporan dengan foto yang sangat menyentuh hati. Dengan sedikit catatan tentang asal muasal dan kehidupan orang tuanya yang sangat sederhana, surat itu kami tujukan kepada pengelola Jalinan Kasih di RCTI. Apa yang terjadi dua hari kemudian pihak RCTI datang dan mengambil gambar video Juliana, dan segera ditayangkan secara nasional. Dan hasilnya Juliana mendapat bantuan dari pemirsa RCTI walaupun pada akhirnya harus mengalami chemotraphy dan diamputasi kaki sebelah kanannya di RS. Cipto Jakarta.
Artinya dengan selembar foto yang sungguh menyentuh hati amat mengambil peran yang tak boleh dianggap sepele.

(Sumber Kriteria Penilain lomba foto Kelompok kerja PWI bidang Foto Jurnalistik)
Teks Foto dalam Foto Jurnalistik
Oleh: Eddy Hasby
Foto jurnalistik merupakan salah satu produk jurnalistik yang dihasilkan oleh wartawan selain tulisan yang berbau berita (straight news/ hard news, berita bertafsir, berita berkedalaman/deep reports) maupun non berita (artikel, feature, tajuk rencana, pojok, karikatur dan surat pembaca). Dan sebagai produk dalam pemberitaan, tentunya foto jurnalistik memiliki peran penting dalam media cetak maupun cyber media (internet).
Jadi karya foto jurnalistik sudah mendapat pengakuan sebagai karya jurnalistik dalam bentuk visual untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat.

Ada beberapa pengertian mengenai foto jurnalistik sebagai ilmu maupun cabang dari jurnalistik itu sendiri.

Menurut Oscar Motuloh dalam makalahnya “Suatu Pendekatan Visual Dengan Suara Hati”, foto jurnalistik adalah suatu medium sajian untuk menyampaikan beragam bukti visual atas suatu peristiwa pada masyarakat seluas-luasnya, bahkan hingga kerak di balik peristiwa tersebut, tentu dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Melihat foto jurnalistik sebagai suatu kajian artinya memasuki matra yang memiliki tradisi kuat tetang proses “sesuatu” yang dikomunikasikan – dalam hal ini yang bernilai berita – kepada orang lain atau khalayak lain dalam masyarakat.

Wilson Hick redaktur senior majalah ‘Life’ (1937-1950) dalam buku World and Pictures (new York, Harper and Brothers, Arno Press 1952, 1972), foto jurnalistik adalah media komunikasi verbal dan visual yang hadir bersamaan.

Henri Cartier-Bresson, salah satu pendiri agen foto terkemuka “Magnum” yuang terkenal dengan teori ‘Decisive Moment’ -- menjabarkan, “foto jurnalistik adalah berkisah dengan sebuah gambar, melaporkannya dengan sebuah kamera, merekamnya dalam waktu, yang seluruhnya berlangsung seketika saat suatu citra tersembul mengungkap sebuah cerita.”

Dari ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa foto jurnalistik merupakan kombinasi antara bentuk visual (foto) dengan kata-kata (yang memngungkapkan sebuah cerita dari sebuah peristiwa dalam bentuk kerangka 5W+1H) dan kemudian disebarluaskan/dipublikasikan kepada masyarakat. Sehingga foto jurnalistik menjadi sebuah berita ataupun informasi yang dibutuhkan masyarakat, baik lokal, regional, nasional maupun pada tingkat internasional.

Suatu foto/gambar sama nilainya dengan seribu kata.

Akan tetapi, hal ini baru benar jika disertai dengan teks keterangan foto yang baik.
Judul dan keterangan foto termasuk paling banyak dibaca pembaca koran. Dari keseluruhan berita yang dimuat, hanya judul berita dan berita utama yang mengungguli judul dan keterangan foto. Karena itu penulisan judul dan keterangan foto harus mengikuti kaidah-kaidah seperti: akurat, jelas, lengkap, dan cara penulisan yang baik. Seperti juga penyajian berita, judul atau keterangan foto harus mudah dibaca dan bersifat informatif.

Karena itu perlu adanya pemahaman untuk lebih serius dalam membuat keterangan gambar.

Sebuah foto jurnalistik yang baik tidak hanya sebatas pembahasan visual atau foto belaka, teks foto yang kuat berdasarkan fakta dan data akan memberikan nilai lebih secara lengkap sebuah informasi yang akan diberikan kepada pembaca.

Foto jurnalistik terdiri dari visual (foto) berkoloborasi dengan teks yang terdiri dari Headline (judul foto), Caption (teks yang menerangkan isi foto berkaidah 5 W + 1 H), Byline (pemotret) dan Credit (pemegang hak siar atau penerbitan yang menyiarkan foto jurnalistik tersebut). Elemen penting ini terlihat pada foto-foto jurnalistik di media cetak, yang merupakan dasar dari pemaknaan foto jurnalistik secara umum.
Contoh foto yang sudah dilengkapi metadata

Lebih dari itu foto jurnalistik saat ini terutama berkiblat pada digital photojournalism sudah wajib hukumnya untuk mengisi metadata IPTC dan EXIF foto agar dengan mudah mengintragrasi dengan sistem online maupun workflow foto digital yang sudah menjadi kesepakatan antara produsen kamera, pengembang software foto digital, wartawan foto, agensi foto dan dunia arsip foto di dunia dengan dikeluarkannya Photo Metadata White Paper 2007 - Document Revision 11 - (www.phmdc.org) di Malta. Pembahasan mengenal metadata foto akan dijelaskan pada kesempatan lainnya dalam manifesto metadata foto jurnalistik.

Pengertian dari elemen dasar foto jurnalistik yang terpapar diatas:

- Headline
Suatu judul pendek di atas kata-kata yang menerangkan isi foto. Judul foto sebaiknya tidak lebih dari tiga kata. Di dalam flow metadata foto, kalimat yang terlalu panjang dapat menyebabkan, tidak terbacanya kalimat tersebut dan lebih para membuat sistem menjadi error.

- Caption
Kalimat atau kata-kata yang menjelaskan isi atau keterangan yang ada di dalam foto tersebut berkaidah 5 W + 1 H. Tidak semua elemen di dalam visual foto dapat menjelaskan secara informatif, seperti lokasi, kapan foto dibuat, siapa di dalam foto tersebut. Maka penjelasan secara rinci dan detil, ditulis dalam keterangan foto.

- Byline
Ini berkaitan dengan copyright, hak cipta atau pencipta/ pembuat dari foto tersebut. Maka di dalam sebuah media cetak terlihat atau terbaca di bawa foto, Kompas/ Agus Susanto atau Adri Irianto (Tempo).

Nama-nama wartawan foto atau pencipta wajib untuk dituliskan sebagai suatu penghargaan kepada penciptanya. Namun sering juga permintaan dari pencipta untuk tidak disebut atau ditulis untuk melindungi pencipta.

- Credit
Pemegang hak siar atau penerbitan yang menyiarkan foto jurnalistik tersebut. Hak siar merupakan lembaga yang bertanggungjawab untuk menyiarkan foto berita tersebut ke publik.

Aturan semacam ini masih sering rancu dan sering disalah artikan. Aturan di dalam setiap media atau kebijakan untuk tidak menulis credit tergantung pada media itu sendiri. Ada yang tidak menuliskannya dengan kebijakan foto tersebut karya atau pemilik foto bukan staf dari media tersebut. Namun foto-foto yang berasal dari sebuah sumber berita baik dari online, agensi foto, majalah, foto-foto pemberian secara gratis dan nara sumber lainnya, secara etika sebaiknya memang harus ditulis lengkap.

Elemen keterangan foto terpapar di bawah ini:

Rezeki Poster Presiden (headline)
Tarbini (66) –who-, pedagang poster presiden RI dan pahlawan, sedang membersihkan poster dagangannya yang dijual Rp 15.000 hingga Rp 25.000 –what- Jalan Percetakan Negara, Jakarta Pusat, -where - Rabu (6/6) –when-. Pria asal Garut ini telah memperdagangkan poster sejak 40 tahun lalu saat Bung Karno masih menjabat. Menurut ayah tujuh anak dan kakek dari dua cucu ini, pembeli poster Bung Karno masih mendominasi hingga saat ini –why-. (caption)

Kompas/Riza Fathoni (RZF) (credit/byline)

Tidak setiap foto ada judulnya. Foto-foto bersifat ilustrasi untuk mendukung atau memperkuat nilai sebuah tulisan/ artikel tidak membutuhkan headline atau judul foto, juga foto-foto yang bersifat portraits (headshot) hanya ditulis nama tokoh.

Contoh text editor untuk pengisian metadata foto (IPTC)
 Penulisan keterangan foto harus memperhatikan:

1. Kebiasaan Pembaca

Ketika menulis keterangan foto dengan atau tanpa judul, sangat baik bila dibuat dengan memahami karakter pembaca:

Pertama, saat pembaca melihat suatu foto maka pikirannya menangkap semua atau sebagian besar informasi visual (gambar) yang ditampilkan. Namun, sering juga pembaca hanya melihat sepintas, sehingga ada hal-hal kecil terlewatkan.

Kedua, begitu melihat foto yang menarik perhatiannya, umumnya pembaca melihat ke bawah foto untuk mencari informasi yang menerangkan foto itu. ltu sebabnya judul foto dan keterangan foto harus berkualitas.

Ketiga, biasanya setelah mencerna informasi dari judul dan keterangan foto. pembaca kembali melihat foto. Jadi teks yang dibuat harus memperkaya apa yang sudah ditampilkan visual (gambar) dan menjelaskan hal-hal yang perlu dijelaskan.

2. Kebutuhan Informasi

Kebutuhan informasi dari foto bisa berbeda-beda. Umumnya pembaca ingin tahu tentang:

Siapakah dia? (Pada banyak kasus perlu mengidentifikasi orang dari kiri ke kanan, kecuali aksi pada foto itu memerlukan keterangan lain)
· Mengapa foto itu dimuat yang dimuat?
· Apa yang tengah terjadi?
· Kapan dan di mana terjadinya?
· Mengapa tokoh/subyek dalam foto terlihat demikian?
· Bagaimana terjadinya?
Penting: teks keterangan foto harus menjelaskan apa yang tampak di foto (gambar). sehingga pembaca puas dan memahami maksud foto itu. Mereka tidak ingin (dan sebaiknya tidak) mendapat keterangan lagi atas apa yang sudah tampak jelas dalam foto.
Keterangan foto sebaiknya memberi penjelasan tambahan yang tidak tampak dalam foto. Sebagai contoh, suatu foto menggambarkan penjaga gawang yang melompat untuk menangkap bola, tetapi yang tidak kelihatan adalah bagaimana hasilnya. Teks foto harus bisa menjelaskannya.

3. Saran dan syarat:
· Ringkas
· Padat
· Tidak bertele-tele.
Keterangan foto harus ringkas, padat, tetapi tidak seperti telegram. Tidak seperti judul berita yang menggunakan kata sandang dan penghubung, keterangan foto sebaiknya seperti alinea dalam berita. Keterangan foto harus jelas dan langsung ke tujuannya.

Hindari penulis bertele-tele. Jangan mengulang hal-hal yang sudah jelas dalam foto dengan menggunakan ungkapan: seperti yang terlihat, tampak dalam gambar di atas.

Jangan sok tahu

Penulis teks keterangan foto sebaiknya tidak mengasumsikan apa yang sedang dipikirkan seseorang dalam foto itu atau mencoba menginterpretasikan perasaan dari ekspresinya. Sebaiknya berikan saja fakta-fakta dan serahkan kepada pembaca untuk memutuskan sendiri situasi yang ia lihat.

Hindari yang diketahui, jelaskan yang tidak diketahui. Penulis teks keterangan foto harus menghindari penggambaran foto seperti cantik, dramatik, mengerikan, atau mendiskripsikan kejadian yang seharusnya muncul dalam foto tetapi tidak ada. jika kejadian itu tidak terbukti di dalam foto, apa yang Anda ceritakan ke pembaca tetap saja tidak terjadi.

Namun demikian, teks keterangan foto sebaiknya tetap menjelaskan kondisi bagaimana foto itu dibuat, terutama bila ada sesuatu yang tidak biasa menurut penglihatan manusia, adanya efek khusus, misalnya menggunakan inset atau memasang rangkaian foto.

Gambarkan yang terjadi

Penulis teks foto harus yakin bahwa kata-kata yang digunakannya menggambarkan apa yang ada di foto dengan tepat. Bila foto menunjukkan dua orang atau lebih, penulis teks foto harus menghitung dan mengindentifikasi orang tampak dalam foto, kemudian mencocokkan jumlah, jenis kelamin, dan identitas orang tersebut dengan teks keterangan yang dibuat. Perhatian khusus perlu terutama agar orang yang sudah dipotong gambarnya (cropped) dari foto asli tidak lagi disertakan dalam keterangan foto.

Selalu, selalu, dan selalu cek ejaan. Penulis teks foto harus mengecek ejaan nama-nama orang di dalam foto, apalagi bila foto itu berkait dengan suatu tulisan, agar tidak terjadi perbedaan penulisan.

"Wild art"
Foto yang berdiri sendiri dan tidak disertai berita disebut "wild art". Karena itu, teks keterangan foto "wild art" harus menyediakan informasi dasar seperti tulisan atau berita. Standar 5W+1H (who, what, when, where and why) baik untuk menjadi pedoman dalam menulis teks keterangan foto. Bila Anda tidak memiliki semua informasi yang dibutuhkan, angkat telepon dan carilah informasi pelengkapnya. Jangan mencoba menulis teks foto tanpa fakta-fakta yang dibutuhkan. Kadang "wild art" dipasang di halaman depan untuk "menggoda" pembaca agar mau membaca cerita di halaman dalam. Akan tetapi, tidak sama seperti televisi, jangan menggoda pembaca melalui teks foto. Berikan penjelasan selengkapnya, berikan kesempatan untuk bisa masuk lebih dalam dengan keterangan yang lebih detail.

Foto ilustrasi
Jika foto menyertai suatu cerita, teks keterangan foto yang panjang umumnya tidak diperlukan. Kadang-kadang cukup satu baris keterangan tentang orang atau situasi yang tampak dalam gambar, sekadar untuk menjelaskan kaitannya dengan tulisan/berita. Ingat, kebanyakan pembaca teks keterangan foto belum membaca berita terkait.

Sebagian dari mereka bahkan tidak membaca beritanya, hanya teks keterangan foto dan judul berita. Jadi teks keterangan foto harus jelas, langsung ke sasaran, dan seimbang antara memberikan cukup informasi kepada pembaca agar memahami foto itu dan konteksnya dengan format yang ringkas dan padat.

Makin pendek makin baik. Penulisan teks keterangan foto sering memicu godaan untuk menggunakan kalimat-kalimat panjang. Hindarilah.

4. Unsur Waktu

Kebanyakan surat kabar menggunakan gaya penulisan teks keterangan foto yang menggunakan kalimat dengan waktu sekarang (present tense) dan rangkaian kalimat berikutnya dalam bentuk lampau (past tense). Alasannya, kalimat pertama menceritakan kepada pembaca apa yang terjadi dalam foto.

Selalu sertakanlah unsur waktu untuk menginformasikan kepada pembaca kapan peristiwa dalam foto tersebut terjadi.

(Eddy Hasby)

Rangkuman dari berbagai sumber
- Diklat Kompas
- Oscar Motuloh
- Photojournalism:The Professional Approach by Kenneth Kobre
- Photojournalism: The Visual Approach by Frank P. Hoy
- iptc.org exif.org

TEROBOSAN Lewat Musik !


By Hotben Siahaan

Syalom, ini tulisaan yang perlu kawan kawan baca atau download saja !

Melihat perjalanan Israel, Musa, Daud dan perkataan Paulus sepatutnya kita harus berani bangkit dan mengadakan suatu terobosan baru. Mengadakan revolusi dari anak-anak Tuhan melalui musik gereja yang kita yakini dapat menjadi alat perubahan dan mempercepat transformasi bangsa ini kepada arah yang lebih baik.

Cobalah, buktikan sendiri bahwa musik bukan sekedar asal genjreng, tetapi musik memiliki kuasa ! Kuasa untuk membunuh penguasa kerajaan gelap, kuasa untuk melepaskan orang-orang yang tertawan serta kuasa untuk membawa perubahan di tengah-tengah manusia dan alam sekitarnya.

Bila engkau ingin melihat satu perubahan di bumi ini, di negeri ini, atau di rumahmu, maka mulailah dengan menghadirkan musik yang dipenuhi dengan kuasa dan firman Tuhan. Karena Tuhan, Allah sendiri juga ketika Ia bekerja dan berfirman selalu menghadirkan suatu bunyi, musik dalam setiap mengerjakan karya ciptanya, artinya musik menjadi alat media yang begitu berpengaruh kepada jiwa manusia.

Dalam dunia kedokteran di masa sekarang banyak para professor di bidang teknologi medis ini yang semakin gigih mengembangkan pemanfaatan suara musik dalam kerja praktek mereka sekalipun itu terkesan terlambat. Seperti pada bulan Mei 2007 yang lalu seorang sahabat kami dari Kota Kinabalu Sabah Malaysia, membawa peralatan medical computer system untuk mendeteksi penyakit para pasiennya di ruang kerja di Paninsula Hotel Slipi Jakarta. Melalui nafas, suara pasien yang terekam dalam chip memory komputer, maka secara cepat terdeteksi penyakit atau gejala apa yang diderita si pasien.

Demikian juga dalam ilmu kelautan dan militer, tekhnologi berbasis komputer yaitu Sonar yang juga dipergunakan sebagai hardware musik, juga dipakai sebagai alat deteksi kehidupan di bawah laut hingga ribuan meter, seperti ketika menemukan bangkai pesawat Adam Air yang jatuh di perairan Sulawesi awal tahun 2007 yang lalu, Sonar inilah yang menemukannya, yaitu melalui rekaman gelombang suara di bawah laut.

Tidaklah berlebihan, sebab Alkitab adalah sebagai sumber ilmu, informasi dan sumber iman, sehingga dalam tulisan Paulus tadi kita sangat jelas melihat betapa udara yang telah menjadi tahta Iblis harus digempur dengan kuasa yaitu melalui suara kita, musik kita yang dibalut dengan firman Tuhan dan kuasa Roh Kudus, karena unsur ini tak ada yang bisa menghalangi dan ingat media terbaik sebagai alat pembawa suara hanyalah udara

TARAKAN Singgah Makan !

By Hotben Siahaan

Syalom,..ini juga sedikit laporan perjalananku ke Tarakan, Indonesia

Saat kutanya orang-orang disana dari mana asal kata nama kota "Tarakan", beberapa orang disana menyebut dari kata orang tempatan yang artinya "Singgah Makan". Mungkin karena Tarakan itu pulau dan banyak menghasilkan ikan maka jadilah setiap nelayan, kapal yang melintas mau tak mau mesti singgah dan makan disana ya di tarakasn, Singgah makan !

Pada lawatan periode ini saya dari Jakarta gunakan pesawat Lion Air menuju Tarakan Kalimantan Timur. Sambil menunggu kapal ferry dari Tarakan ke Tawau Sabah Malaysia, tiga hari saya melayani di sini mengajar musik di Gereja Pantekosta Tabernakel, Memimpin Ibadah Persekutuan Doa di Gereja Pantekosta Serikat, Presentasi pelayanan misi dan musik di International Charismatic Mission School (ICMS), Tarakan serta menjumpai jemaat yang pada tahun 2006 saya layani di daerah Aokam, Keningau, Sabah dan sekarang menjadi penginjil dan staff di sekolah tersebut. Kemudian mengajar team musik dan doa keliling kota Tarakan menggunakan sepeda motor dengan anak-anak Tuhan di Tarakan.
Pada kunjungan pertama di Tarakan aku merasakan sambutan yang hangat dari hamba-hamba Tuhan. Malah kami sempat membicarakan untuk mengadakan seminar musik di masa mendatang sebab ini sangat diperlukan bagi kemajuan pelayanan dan ibadah kita.

Dari Tarakan saya meneruskan perjalanan ke Sabah, Malaysia menggunakan ferry menuju kota Tawau, selama 3 jam perjalanan laut. Setibanya di Tawau saya sibuk mengambil gambar yang menarik di sepanjang kota itu. Maklumlah saya belum banyak tahu tentang Tawau dan hamba Tuhan serta gereja disinipun belum ada yang saya kenal, jadi saya habiskan waktu saya berjalan-jalan di pusat perbelanjaan serta melihat-lihat keramaian kota serta kesibukan kapal-kapal dan sampan yang berlalulalang di tepian laut.

naik bus malam ke Kota Kinabalu, dengan perjalanan 10 jam. Setibanya di Kota Kinabalu saya istirahat beberapa jam, lalu meneruskan perjalanan ke Lawas, Sarawak menggunakan travel dengan perjalanan 3 jam.

PEMULIHAN BANGSA


By Hotben Siahaan

Syalom,ini lagi bacaan penting kawan !

Inilah segelintir potret tanah perkampungan Kristen di berbagai tempat di provinsi Sumatera Utara. Kemerosotan sedang terjadi dimana-mana, kemerosotan moral, kemerosotan rohani bahkan sumber-sumber pendapatan ekonomi masyarakat agak sulit untuk bangkit kembali. Tak pelak lagi beberapa tahun lalu tanah Batak yaitu daerah Tapanuli sempat mendapat predikat buruk sebagai daerah termiskin di Indonesia. Hati menangis manakala mengingat tanah Batak tanah Sumatera Utara yang orang lain menyebutnya tanah perjanjian Tuhan di luar Israel.

Ladang pertanian tanduslah sudah, hasil di bukit tak lagi menggairahkan, pendapatan dari hasil pariwisata dan penangkapan ikan di danau Toba tak sehebat di tahun tujuh puluhan. Turis mancanegara yang dahulu memenuhi hotel-hotel dan penginapan dalam tingkatan yang beragam tak kunjung datang. Malahan pelancong lokal dan dari negeri sendiri hanya dalam jadwal-jadwal tertentu seperi Natal, Imlek, Paskah, Agustusan, Lebaran dan hari libur sekolah. Akibatnya, hotel bagai rumah kosong, kapal-kapal boat tertambat sudah di dermaga dan home industri tak lagi berproduksi. Pengangguran tumbuh subur, keributan di antara pemuda para freman mudah terjadi, pertikaian antar kampung dan sinkritisme merajalela. Kemerosotan sedang terjadi. Sampai-sampai praktek perdukunan tumbuh di sekitar kawasan wisata.

Kalau kurenung-renungkan dan kuingat-ingat keindahan di masa lalu dibandingkan dengan sekarang amatlah jauh berbeda. Entahkah karena pengaruh dari perubahan yang terjadi atas bangsa-bangsa di muka bumi yang ditandai dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih sehingga mempengaruhi pula kepada bangsa dan negara kita ? Karena kita melihat memang demikian adanya. Buktinya di desa-desa yang dahulu gelap gulita karena tak ada aliran listrik, siaran televisi tak tertangkap jelas, radio ya memang sudah bisa sejak dulu, saluran telepon juga tidak ada selain di perusahaan sawit atau karet dengan system engkol. Dan penduduk mendapat berita dari luar kampung ya dengan masuknya Koran Masuk Desa itu.

Tapi bicara soal kemajuan menyeluruh baik hal rohani, jasmani dan material kita tidak bisa lepas dari hubugan kita dengan Tuhan. Karena dengan teknologi yang sederhana di masa lampau, dan keadaan masyarakat pertanian yang juga sangat sederhana kita menemukan ada perbedaan yang mencolok yang mungkin orang sulit menerimanya sebagai kebenaran yang harus terus dipertahankan yaitu hubungan kita dengan Tuhan.

MEMBANGUN MEZBAH

Dalam Alkitab ada sebuah kisah keluarga Abraham dan Sara yang sangat diberkati Tuhan. Ketika pasangan yang sudah tidak mungkin lagi melahirkan anak karena sudah terlalu tua apalagi Sara adalah permepuan mandul, mereka sangat percaya kepada Tuhan Allah Israel. Kita melihat sebelum mereka mendapatkan anak yang dijanjikan Tuhan yaitu Ishak, Abraham sebagai kepala keluarga senantiasa membangun mezbah bagi Tuhan. Kemanapun ia pergi dan disanalah ia membangun mezbah bagi Tuhan. Ada 4 kali Abraham membangun mezbah setiap mereka pindah ke daerah yang lain, dan mezbah yang ke lima ialah tatkala ia membangun mezbah untuk mempersembahkan anaknya sendiri Ishak bagi Tuhan.

Membangun mezbah adalah bukti ketaatan kita kepada Tuhan. Di atas mezbah kita mempersembahkan korban, puji-pujian dan syukur kepada Tuhan. Dan inilah rahasia keberhasilan Abraham yang diwariskan kepada kita semua pengikut Tuhan. Membangun mezbah. Membangun mezbah adalah standard rumah tangga Kristen. Bukan hanya di gereja besar dimana setiap minggu kita bisa beribadah ke sana, tetapi membangun mezbah di tengah-tengah rumah tangga Kristen adalah rahasia kedekatan kita dengan Tuhan Sang Pencipta.

Inilah rahasia, apa yang terjadi di tanah Batak bahkan di kampung-kampung Kristen di Indonesia, Malaysia, Timor Leste serta juga di berbagai negara lainnya seperti yang kami lawat ya hilangnya mezbah doa, pujian dan penyembahan kepada Tuhan. Orang tak lagi ada waktu duduk di kaki Tuhan mempersembahkan doa, pujian dan syukur kepada Tuhan dan membaca firman Tuhan, karena sibuk dan tidak cukup waktu. Menyediakan waktu sangat berarti bagi kita, tetapi waktu duduk di kaki Tuhan di hadapan mezbah adalah awal dan akhir dari nafas hidup manusia. Apapun alasannya membangun mezbah bersama keluarga adalah yang termahal dari semua harta di dunia. Kita tidak bisa sepelekan ini bila ingin melihat rencana dan berkat Tuhan bagi keluarga kita, bagi kampung kita, bagi kota kita dan bagi bangsa dan negara kita sendiri.

Bandingkan dengan tanah Israel yang gersang, tapi negara ini menjadi negara penghasil sayur-mayur, buah-buahan, ikan, obat-obatan yang luarbiasa. Hasil teknologi dan industri mereka tak bisa kita kalahkan termasuk pendidikan anak-anak Israel yang terbukti di berbagai perusahaan raksasa di dunia. Inilah janji Tuhan bagi umat-Nya, dan juga kepada kita. Sebagai dasar yang perlu kita ketahui bahwa sampai sekarang bangsa Israel adalah bangsa yang sangat menghormati Taurat dan kemanapun mereka pergi selalu ada tulisan Taurat di saku mereka. Inilah janji Tuhan bagi Israel sekalipun mereka masih banyak yang belum percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang dijanjikan tetapi terhadap Taurat dan janji-janji Allah mereka tidak ingkar.

Lalu, bagaimana kita untuk memulai kebangkitan itu ? Mulai dari hal yang sederhana, berdoa, dalam persekutuan doa, ibadah raya dan pelayanan khusus !

BERITAKAN KASIH KRISTUS DI NEGERI GAJAH

By: Hotben Siahaan

Pengantar.

Punya paspor, pengetahuan umum, sejarah, geografi, sastra, mengerti hukum internasional, skill khusus, penguasaan teknologi, relasi, kepasihan berbahasa bahkan uang tidak jadi jaminan bagi seseorang mampu melanglang dunia, apalagi untuk misi memberitakan Kabar Baik ke bangsa-bangsa yang bukan tanah subur Injil. Syarat utama mesti menerima panggilan khusus persis seperti pengalaman rasul Paulus dan bukan seperti panggilan kepada Petrus dan kawan-kawan. Karena ketika Sang Guru memerintahkan murid-murid-Nya agar melakukan misi antarbangsa sampai ke ujung bumi, ternyata amanat itu dianggap sepi dan mereka cukup senang-senang saja di sekitar Yerusalem dan puas dengan bilangan jiwa-jiwa yang mengalami berbagai mukjizat itu.

Perbedaan latar belakang panggilan yang dibalut dengan ragam macam kesulitan dan konflik akan membentuk karakter setangguh burung rajawali. Hal ini pula yang membedakan siapa Petrus dan kawan-kawan dan siapa Paulus sang perintis pekabaran Injil antarbangsa. Justru karena kefakuman murid-murid yang tidak meneruskan tugas ke bangsa-bangsa di luar Israel, maka tak pelak lagi, Yusus Sang Guru harus mencabik Yerusalem dan mengijinkan Saulus sang rival yang dalam catatan bangsa Ibrani lebih unggul dibanding Petrus dan kawan-kawan. Baik kewarganegaraan, pengetahuan umum, mengenai hukum taurat bahkan hak-hak sipil ada di atas Petrus dan kawan-kawan. Dan tidak main-main, untuk masalah ini Sang Guru harus mencari penantang yang mampu menjungkirbalikkan kenyamanan para murid-murid-Nya yang menganggap diri sudah hebat sehingga lalai akan misi lanjutan.

Nah dari dua kelompok ini kita menemukan bahwa Paulus adalah seorang pria yang teramat tangguh dalam soal pekabaran Injil antarbangsa. Tanpa mengesampingkan apa yang dikerjakan Petrus dan kawan-kawan, Paulus menjadi amat penting bagi seluruh maksud Kristus, agar semua bangsa datang kepada Kristus. Dalam hal ini kita melihat bahwa Tuhan Yesus mencari orang-orang yang tepat dan berkenan di hatinya, sekalipun untuk mencapai goal yang Tuhan maksud, seseorang harus mengalami penderitaan yang tiada kunjung henti, sampai Berita Baik tersebar sampai ke seluruh bumi. Karena itu apa yang dituliskan Paulus
sebagai laporan-laporan yang ia sebarkan sungguh-sungguh mendebarkan hati jemaat-jemaat. Karena untaian kata-kata Paulus lebih lembut dari kata-kata seorang ibu yang bijaksana bahkan lebih menggigit dibanding gigitan ular beludak pulau Malta.

ASIANCROSS BAWA KABAR BAIK KE NEGERI SEBERANG KARENA DIDEPORTASI

Tahun 1997 saya bergabung dalam sebuah team pelayanan misi dari sebuah gereja besar di bilangan Jakarta Kota, dan lewat gereja ini saya pergi samapi ke Timor Leste yang kala itu masih satu dengan Indonesdia. Dari pengalaman sering bepergian di Indonesia ternyata Tuhan juga bawa saya keluar negeri walau sebenarnya itu tak pernah saya impikan. Awal pertama keluar negeri adalah Oktober 2003 waktu itu saya dengan dua orang kawan ke Singapore dan Malaysia.

Kemudian pada penghujung bulan April 2006, saya melakukan perjalanan dari Kuala Lumpur Malaysia lintas darat menuju Thailand. Tujuan utama adalah untuk memperpanjang visa di kantor imigrasi di pintu gerbang perbatasan Malaysia dengan Thailand tepatnya di gate way Bukit Kayu Hitam dan Changloon.

Sudah hampir sebulan saya melakukan tugas melayani, mengajar dan membuat suatu program khusus bersama anak-anak TKI dan anak-anak pribumi Malaysia dari keturunan suku Kadazan Dusun asal Sabah Malaysia Timur dan orang Tamil India.

Proyek itu adalah suatu pekerjaan yang dibarengi dengan kekuatan visi dan misi yang jelas. Sebagaimana pekerjaan yang kami lakukan di Indonesia sejak gereja kami di kota Rengasdengklok Karawang Jawa Barat ditutup, dan Tuhan memberi visi untuk mengunjungi tanah orang-orang Melayu mulai dari peisisir Sumatera Utara, Riau, Batam, Bintan, Bangka, Kalimantan dan akhirnya 6 negara di Asia Tenggara seperti Timor Leste, Singapore, Malaysia, Thailand, dan Brunei Darussalam.

Dalam mencapai visi dan misi, Tuhan memberikan kepada kami agar melakukan strategi yang amat mudah dan amat disenangi semua orang yaitu musik ! Dan untuk merealisasikan pekerjaan itu pertama kali kami harus membuat penelitian dan mensosialisasikannya dalam berbagai event di Indonesia dan negara-negara tetangga yang berbahasa Melayu. Dan hasilnya cukup menggembirakan, hampir semua hamba Tuhan pelaku pekerjaan misi menyambut dengan baik.

Dan setelah melihat respon yang amat baik, kami mencoba membuat suatu proyek rekaman yang kami sebut Malay Ethnic Voice yang bertujuan menyampaikan visi misi kepada kalangan tertentu supaya mulai banyak orang yang mengetahui dan mendukung pekerjaan ini.

Puji Tuhan, di dalam melakukan pekerjaan misi antarbangsa ini banyak hal yang manis kami alami dan sekaligus juga hal yang pahit, termasuk di dalamnya ketika di deportasi di Johor Malaysia, di tahan di pelabuhan Muara Brunei Darussalam serta yang amat membawa kenangan manis ketika dideportasi di daerah perbatasan Malaysia dengan Thailand tepatnya di pintu gerbang Bukit Kayu Hitam- Changloon.

Hanya oleh kemurahan Tuhan, walau saya dideportasi di Changloon Thailand, ternyata Allah tidak membiarkanku menderita. Ia justru memberi kekuatan, ketegaran dan ketabahan bagaimana saya tetap bertahan dan sekali-kali tidak boleh pulang ke Indonesia sekalipun sudah hampir kehabisan uang.

Yang amat menakjubkan bahwa sesungguhnya ketika tiba di negeri gajah putih ini, saya tidak membawa uang lebih selain persediaan pulang ke Kuala Lumpur saja, walau memang ada uang yang saya tinggalkan pada seorang rekan yang menjadi koordinator events sekaligus penolong saya yang setia, pak John Litchumanan yang sekarang sudah menjadi gembala sidang di Cheras Kuala Lumpur.

Dan patut saya syukuri bahwa kendala hukum antarbangsa sebagai pekabar Injil di negara asing menjadi kenangan manis bagi saya, di mana saya melihat bahwa justru ketika tenaga hampir habis, keuangan juga mulai menipis sehingga untuk pulang ke Jakarta karena tidak boleh masuk Malaysia maka solusi terakhir menyerah total kepada tangan kasih Tuhan sebagaimana Ia menyertai rasul Paulus ketika menginjil di Korintus itupun menjadi bahagian terindah sebagai seorang pemberita Injil kasih karunia Allah.

Pada suatu malam berfirmanlah Tuhan kepada Paulus di dalam suatu penglihatan,: Jangan takut ! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam ! Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorangpun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umatKu di kota ini." KPR 18: 9-10.


Sungguh tidak main-main, Tuhan yang telah menolong Paulus, Ia juga yang menolong saya, sehingga setiap orang-orang yang saya jumpai selalu menyambut saya dengan baik walaupun mereka anak-anak muda muslim keturunan Siam mereka menjadi sahabat saya selama masa kesusahan itu. Bahkan yang lebih serunya lagi, anak-anak Siam ini selalu bermain gitar di sela-sela kesibukan mereka berdagang nasi di sepanjang jalan raya, dan kesempatan itu aku melakukan pamer skill musikku, bernyanyi Haleluya dan mengajari mereka bagaimana memainkan gitar dengan baik.

Keakrabanku dengan anak-anak Melayu Muslim Siam itu semakin kental, sehingga aku tak lagi mengkawtirkan statusku sebagai orang yang dideportasi. Dan yang kudapat pada ketika itu, adalah ternyata saya ada di tengah-tengah suku bangsa yang tidak satu haluan dengan saya bahkan yang pada krtika sedang terjadi huru-hara di beberapa kota di Thailand Selatan, akan tetapi anak-anak Siam itu menjamin keselamatanku, Haleluya !

Tiga hari di wilayah perbatasan ini, aku mulai bertanya, di manakah orang kristen atau gereja tempat sembahyang pengikut Yesus ? Mereka menjawab: Tidak ada. Di sini tempatnya orang muslim dan buddhist, kalau mau jumpa orang Kristen pergilah ke Bangkok yang kalau ditelusuri bisa menghabiskan masa perjalanan darat sekitar 24 jam lagi.

Memang seorang pekabar Injil tidak menyerah, sekalipun orang-orang muda itu menjawab sedemikian, aku tidak yakin sepenuhnya. Dengan baik-baik saya berpisah dengan mereka terutama kepada Sulaiman yang selalu menemani saya bermain gitar, aku sangat berterimakasih, dia seorang musilim yang baik, orang Melayu yang baik hati yang senantiasa memberi banyak informasi tentang banyak hal yang sangat penting bagi tugas saya.

Dengan sedikit sedih aku terus berjalan, naik tuk-tuk dan menyusuri kota-kota. Dan di sebuah persimpangan kota bernama Sadao City. di sini Roh Kudus menyuruhku turun dan berjalan menurut petunjukNya, karena terus terang di sini orang tak lagi fasih berbahasa Melayu bahkan Inggris. Mereka hanya menggunakan bahasa Siam, bahasa nasional mereka.

Oleh petunjuk Tuhan akhirnya aku dapat menjumpai satu gereja yang menurut pastornya hanya ada 2 gereja di provinsi Songkhla ini. Dan di sini saya mendapat sambutan baik dan dapat melayani mengajar jemaat-jemaat yang ada di Sadao bahkan di kota Padang Bezar.

Keluarga hamba Tuhan dan penatuanya sangat ramah, dan senang bercaka-cakap dengan saya. Malahan seorang jemaat yang bekerja sebagai supir tuk-tuk mengajak saya ikut terus di atas mobilnya dan saya ajak dia berdoa keliling sambil membagikan traktat di atas mobil itu bahkan di tempat-tempat perbelanjaan.

Tidak ada kendala yang amat menyulitkan jika kubandingkan dengan di Indonesia. Tapi yang jadi masalah di Indonesia kita sering mengalami aniya dan gereja semakin bertumbuh, sementara di Thailand kekurangan tenaga pelayan dan hampir tidak ada larangan.

Melihat kondisi inilah aku menangisi kota ini dan seluruh Thailand yang menurut catatan internasional sebagai pusat berhala terbesar di dunia dan pusat kebebasan penjualan obat-obat terlarang yang sulit diberantas, sehingga untuk Bangkok saja ada pula yang menyebutnya sebagai pusat kota dosa di Asia !

Informasi-informasi dan situasi yang ada membuat saya bertekuk lutut di kaki Tuhan dan senantiasa berdoa dari kamar ruang sekolah minggu gereja itu. Saya merindukan Thailand bukan lagi sebagai pusat berhala dunia atau Asia, tetapi menjadi pusat menyembah kepada Allah yang hidup di dalam Kristus Yesus, di mana semua bangsa dapat melihat perubahan besar-besaran di Thailand, termasuk pula melalui peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masa-masa terakhir ini, akan banyak orang Thailand yang datang kepada Kristus. Dalam hal peranan orang kristen Indonesia, Singapore, Malaysia dan Pilipina amat diharapkan, seperti kerinduan pastor Krist Stada di kota Sadao.

Dari kisah petualangn di tanah Siam ini, tepatnya di penghujung tahun yaitu hari Rabu 31 Desember 2008 pukul 10 hingga pukul 15 Tuhan mencengkram pikiranku untuk kelanjutan tugas misi di Thailand. Dan bertepatan dengan berakhirnya tahun 2008, dan memasuki tahun 2009 Tuhan memberi pencerahan visi misi ini untuk meneruskan lebih serius lagi melalui pelayanan media yaitu dengan memproduksi lagu-lagu rohani dalam ragam bahasa di Asia Tenggara termasuk seperti Siam, Nepal, Myanmar, Tamil dan lainnya yang diharapkan mampu menjadi berkat dalam tugas gerakan misi Asia tercinta.

Inilah catatan akhir tahun, bahwa Tuhan telah memberikan tugas yang spesifik melalui pelayanan studiuo ASIANCROSS Mobile Recording banyak jiwa-jiwa diberkati, AMIN


Perkataan Ibu Hony seorang ibu yang selalu mendukung pelayanan kami dari Lampung melalui SMS natal menyebut:

Tahun 2009 ada tuaian besar
bagi yang menabur di tahun 2008

Selamat tinggal tahun 2008 selamat datang tahun 2009.

Sekarang 2011 hampir usai mari terus bekerja, dan kami melihat sejak catatan hari itu, Tuhan terus lakukan pekerjaan besar bagi kemuliaan nama-Nya dia antara bangsa-bangsaa di Asia Tenggara...lakukan terus TAHUN MISI ASIA TENGGARA !

PETRUS BERITAKAN KASIH KRISTUS LEWAT MELUKIS !

By Hotben Siahaan
PETRUS DARI PAMANUKAN, beritakan kasih Kristus lewat selembar lukisan....

Syalom,Saudara pendengar radio dan pembaca blog ASIANCROSS Radio Pemenang !, inilah beberapa kesaksian pengalaman anak-anak Tuhan, bagaimana mereka dalam segala aktifitas boleh memberitakan kasih Kristus kepada banyak orang. Kiranya ini menjadi berkat pula !

PAMANUKAN adalah sebuah kota kecil di jalur Pantura. Kota ini merupakan kota dagang yang menjadi andalan pemerintahan kabupaten Subang Jawa Barat. Terbukti di kota ini Anda tidak sulit menemukan bank, restoran besar, dept store, gedung pertemuan, gedung olah raga, toko-toko dalam ukuran besar nan megah bahkan ada 5 gereja besar dan sekolah Kristen yang didominasi anak-anak Tuhan dari berbagai etnis seperti : Tionghoa, Batak, Jawa, Sulawesi Utara, Flores, Ambon, Papua juga Sunda.

Saat melayani di Gereja Bethel Indonesia beberapa waktu lalu ASIANCROSS bertandang ke rumah seorang jemaat yang berprofesi sebagai seniman lukis natural. Dialah Petrus Sentosa (59) yang sejak kecil di kampung kelahirannnya Wonosobo Jateng sudah mulai lincah memainkan jari-jemarinya di atas kanvas.

Di era digital printing sekarang seni lukis merupakan profesi yang tak banyak digeluti orang. Apalagi bila dijadikan sebagai sumber penghidupan. Maka wajar, pelukis yang gemar bersaksi tentang kebaikan Tuhan ini sering mendapat tantangan dari istri dan anak-anaknya yang selalu mendesak supaya pak Petrus alih profesi lain. Tapi pak Petrus yang kadar imannya sangat teruji tak pernah banting setir sekali pun berhadapan dengan masalah keuangan yang teramat rumit. Prinsipnya bahwa melukis bukan untuk mencari sesuap nasi, tapi sebidang pelayanan yang harus diemban untuk memberitakan kasih Kristus kepada banyak suku bangsa sama seperti para gembala atau penginjil yang melayani firman Tuhan kepada banyak orang.

Perkataannya memang teruji bahwa dalam kurun waktu 30 tahun ia telah menyelesaikan sekitar 500 lukisan dengan thema kristiani. Seperti potret Yesus, lambang Roh Kudus, gereja, domba, singa, rusa, ikan koi, flora dan fauna yang menghiasi banyak ruangan gereja, rumah pendeta, rumah-rumah jenderal, dokter, orang kaya, kaum terpelajar bahkan keluarga biasa.

Meski tak sepopuler gurunya Basuki Abdullah dan Adam Lay, ia banyak mendapat inspirasi dari Leonardo Da Vinci pelukis Perjamuan Malam Tuhan Yesus, bahwa lukisannyapun mampu berbicara kepada orang yang melihatnya bahkan bisa lebih tajam daripada khotbah seorang pendeta dari atas mimbar. Kenyataannya banyak jemaat yang teramat tertusuk hati lalu bertobat setelah melihat lukisan Yesus mengangkat domba dari jurang, karena lukisan itu digantungkan menghadap pintu masuk gereja sehingga setiap orang yang masuk ke dalam gereja pasti melihat lukisan itu.

Banyak orang diberkati dengan lukisannya. Tapi bila ingin mengejar impiannya untuk menyebarkan kasih Kristus lewat lukisan ia kerap berbenturan dengan permodalan, fasilitas dan akses marketing seperti yang dilakukan para pelukis di kota-kota besar yang telah memamerkan karya mereka bukan hanya di ruang hotel mewah, tapi juga melalui situs internet. Sedang ia sendiri hanya door to door memasuki rumah-rumah dan toko-toko di kota Jakarta atau menunggu orderan datang ke rumah..

Sebuah kisah menarik saat putri bungsunya mau masuk ke perguruan tinggi. Ia tak punya uang, tapi dengan yakin ia menggendong beberapa lukisan ke toko buku Kristen terkenal di Jakarta. Sayang ketika ia menawarkan lukisannya, pihak toko tidak mau membeli sekalipun dengan harga yang sangat murah. Kejadian itu membuatnya panik. Jangankan untuk biaya anaknya kuliah untuk ongkos pulang ke Pamanukan saja tak cukup.

Saat berdiam karena bingung…ia berdiri dan berdoa di depan toko itu dan tiba-tiba seorang bapa mendekati dan berkata, ”Apakah bapak seorang pelukis ? Dengan spontan ia jawab, ya. Lalu bapa itu menceritakan bahwa ada seorang bapa mencari pelukis untuk rumahnya, dan meminta supaya pak Petrus bersedia mengikutinya ke rumah bapa tersebut. Tanpa banyak pertimbangan pak Petrus berangkat dan berjumpa dengan pemilik rumah itu. Ketika dites, ternyata pemilik rumah itu tertarik dengan cara lukis pak Petrus. Dan saat itu pak Petrus mendapat order lukisan seharga puluhan juta rupiah dengan uang muka 2 juta rupiah. Saat menerima uang itu pak Petrus menitikkan air mata, karena Tuhan sangat sayang kepada dia dan keluarganya, sekalipun memang terlalu rumit jalan hidup ini tapi Tuhan bikin mudah asal kita tetap setia pada-Nya.

Sebuah pengalaman yang mendebarkan itu tak pernah ia lupakan, karena sebagai seniman lukis ia tak bermimpi mendapat orderan sebesar itu, apalagi bila dikaitkan dengan situasi keuangan yang sangat mendesak. Ia hanya bersandar pada kemurahan Tuhan semata dan bukan pada kilau dan halusnya goresan catnya di atas canvas.


“Sekarang anak saya sudah selesai kuliah Sarjana Teknik dari Universitas Maranatha Bandung, tentu inipun adalah berkat Tuhan bagi kami sebagai keluarga seniman lukis yang tak memiliki apa-apa.” Melalui kerja melukis ini ada banyak hikmat yang kami dapatkan dari Tuhan. Bahwa kepakaran, dan uang memang amat diperlukan dalam hidup ini termasuk para pendeta, tapi bila Tuhan sudah memilih seseorang menjadi saksi-Nya, Ia akan membuat perhitungan bukan lagi melalui skill, uang atau ruang, tapi dari sebuah kesederhanaan, ketulusan dan kegigihan yang bersandar pada pengharapan akan janji Kristus,” demikian prinsip pak Petrus yang akhir-akhir ini semakin melihat kasih Tuhan dalam rumah tangganya apalagi setelah mengikuti pelayanan Pria Sejati bersama teman-teman segerejanya.

Bila Saudara ingin memesan lukisan pak Petrus baik untuk pribadi maupun pelayanan dapat menghubungi “Sanggar Lukis Pak Petrus”, Jl. Albasiah No. 18 Kota Pamanukan Subang Jawa Barat.
Hp. 085220343997. (hot)