Syalom,
BERITAKAN SALIB KRISTUS untuk komunitas Suku Anak Dalam !
Syalom,....kawan
pemberita Injil Kasih Karunia Tuhan, selamat Paskah ! Inilah rute
perjalanan saya masa melayani orang suku Anaka Dalam "Orang Kubu" tahun
2000, di daerah Sungai Kutur, Sungai Reba, Sungai Kudis Kecamatan
Singkut, Sarolangon, Jambi Indonesia....
Orang suku
Anak Dalam, adalah satu komunitas suku terkecil di Indonesia yang perlu
dijangkau secara khusus....Karena itu gereja ambil perduli untuk
meningkatkan peradaban dan kemajuan agar dapat hidup bersama menikmati
berkat Tuhan atas tanah dimana mereka tinggal...
The Kubu’s
Suku
Anak Dalam
Hotben Siahaan, M.Min
Copyright © 2007
Penulis /Hotben
Siahaan, S.Th.,M.Min
Camera /Fuji Film
AX 100, ZO
Setting : Stanley
Yohanes Siahaan
Design Sampul :
Hotben Siahaan
Penerbit :
ASIANCROSS Publishing House
Dicetak Pertama
kali November 2007
Untuk Balai Misi
Suara Antar Nusa
__________________________
W a r
n i n g !
Dilarang mengutip atau memperbanyak buku ini sebagian atau
seluruhnya dalam bentuk photocopy, CD, microfilm atau dengan cara apapun tanpa
izin tertulis dari pengarang.
Hak cipta pengarang dilindungi
undang-undang.
Ang. Yayasan Karya Cipta
Indonesia No. 293090509
Kansospol Krw No. 450/359
email:asiancross2@yahoo.co.id
Teori Maslow
HIRARKI KEBUTUHAN
HIDUP MANUSIA
1. Kebutuhan Fisik : Makanan, Minuman, Tempat Tinggal
2. Kebutuhan Keamanan : Keamanan,
Perlindungan
3. Kebutuhan Sosial : Perasaan Diterima
Sebagai Anggota Kelompok, Dicinta
4.
Kebutuhan Penghargaan : Harga Diri, Pengakuan Status
5.
Kebutuhan : Aktualisasi Diri, Pemahaman Dan Pengembangan Diri
Sabda Tuhan Yesus Kristus
“Karena itu pergilah, jadikanlah
semua bangsa muridKu dan babtislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh
Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu. Dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kerpada akhir
zaman.” Matius 28:19-20
Setangkal ketela…Secangkir teh…
Memasuki rimba pemukiman orang Kubu “ Suku Anak Dalam “
di desa Sungai Rebah, Sungai Kutur dan Sungai Kudis tak semudah membuka
lembaran buku ini.
Kondisi jalur transportasi darat
yang sangat parah ditambah lagi serangan binatang malam, “nyamuk-nyamuk yang
nakal “ dan air minum serta makanan yang kurang higienis menjadi persoalan “Sock Culture” bagi seorang pendatang baru.
Sayapun terkapar ketika melayani
dan membuat riset kecil di komunitas ini. Tetapi justru pengalaman itu pula
yang memacu saya secara hebat untuk berusaha
menulis dan memperkenalkan ke permukaan
bahwa mereka adalah satu komunitas yang sangat berharga di mata Tuhan.
Apapun alasannya kita tidak boleh
menyakiti apalagi melupakan mereka. Karena mereka adalah manusia ciptaan Tuhan
yang sangat unik dan Tuhan sendiri punya rencana yang luarbiasa dan khusus bagi
mereka.
Alkitab berkata:
“ Luputkanlah orang yang
lemah dan yang miskin, lepaskanlah mereka dari tangan orang fasik !” Mereka
tidak tahu dan tidak mengerti apa-apa, dalam kegelapan mereka berjalan ;
goyanglah segala dasar bumi.
Mazmur 82 : 4,5.
Kepada Saudara-saudari yang telah
menjadi kawan sekerja untuk mendukung misi bagi penyelamatan komunitas tercinta
ini kuucapkan banyak terimakasih.
Doaku Tuhan Yesus yang kita layani
menghibur dan memuaskan hasratmu dengan kebaikan, nama Tuhan dipermuliakan.
Sobat Utusan Injil di Singkut
Jambi, Hotben Siahaan
DAFTAR ISI
1. PROFIL KUBU “ SUKU ANAK DALAM
Pendahuluan
Area
Status
Asal-Usul
Mata Pencaharian
Kepercayaan
Kehidupan Sosial
Kehidupan Budaya
2. STRATEGI MISI
Proses Akulturasi
Proses Assimilasi
3. PROGRAM-OPERASI
Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
4. NYANYIAN ROHANI KUBU “ANAK DALAM
5. TINDAK LANJUT
…menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami !
1. PROFIL KUBU “ SUKU ANAK DALAM ”
PENDAHULUAN
The Kubu an isolated etnic
group living in the real jugles of South Sumatra. They are also called Suku
Anak Dalam.
Masa peradaban modern ini kita
masih menemukan satu kelompok masyarakat asli Indonesia. Mereka tinggal di
tengah-tengah rimba provinsi Jambi Sumatra.
Dalam buku Wisata Jambi
dikatakan bahwa jumlah mereka antara
900-1000 jiwa. Mereka dipimpin oleh satu kepala suku yang disebut Temenggung
dan dibantu oleh wakil-wakilnya yang disebut : Rio Depati, Hulubalang, Menti
dan Jenang.
AREA
Orang Suku Kubu yang lebih senang
dipanggil “Suku anak Dalam “, tinggal di dalam hutan rimba seluas
28.703 ha, di wilayah Kabupaten Sarolangon Bangko, Kabupaten Bungo Tebo dan Kab
upaten Batanghari Provinsi Jambi.
Dalam buku Antropologi mereka
disebut “ Suku Kubu Darat”, kebalikan dari Suku Kubu Laut atau “Manusia Perahu ” yang terdapat
di pesisir-pesisir pedalaman Indonesia
seperti di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Sumatra, dan Kepulauan Riau.
………………..Ciri-ciri khas mereka :
mata tegas, kulit coklat matang, rambut agak ikal, dan tubuh tinggi sedang,
berbicara pelan.
Pertama kali melakukan kunjungan
misi dan riset di desa Sungai Kutur, Sungai Rebah dan Sungai Kudis di area
kecamatan Singkut kabupaten Sarolangon Jambi, kami sangat terharu ketika
menjumpai mereka di rumah-rumah panggung dari kayu serta “rumah dangau”,
yaitu semacam sawung panggung tanpa
dinding dengan atap terbuat dari daun-daun
rias.
Letak desa mereka sekitar 40 km
dari kota Sarolangon atau 300 km dari kota Jambi. Untuk menjangkau desa ini
kita dapat tempuh dengan kenderaan roda empat double gandan, atau sepeda motor
trail yang menggunakan roda berbunga besar. Karena jalan masih tanah merah berlumpur serta harus menyeberangi beberapa
sungai yang lebar tanpa jembatan.
STATUS
Orang suku Anak Dalam adalah
kelompok masyarakat suku terasing yang dilindungi oleh pemerintah. Sekalipun
demikian pemerintah tidak dapat berbuat banyak terutama dalam hal meningkatkan
kehidupan mereka di bidang kesehatan, pendidikan dan perekonomian.
Memang di beberapa tempat dibangun
perumahan bagi orang Anak Dalam tetapi mereka tidak betah. Hal ini tentu perlu dikaji secara detail, karena lingkungan
mereka berobah secara drastis sehingga menimbulkan ‘shock culture’ karena
mereka tidak mampu hidup secara formil dan banyak peraturan.
Sebaiknya keaslian mereka jangan
terusik namun kebenaran dan tatanan
hidup yang lebih baik diajarkan secara progressif. Dengan demikian mereka bukan
lagi disebut orang kubu yang identik dengan pedalaman atau suku primitif,
tetapi lambat laun keturunan selanjutnya mengalami suatu perubahan status
seperti orang Batak yang pada abad 18 dijuluki suku bangsa sebelahnya sebagai
orang- orang pedalaman pemakan manusia yang tidak berpendidikan. Tetapi 200
tahun kemudian sejak disiarkannya Injil di tanah Batak, maka suku bangsa
Batakpun dapat tampil melebihi suku bangsa lain di bumi ini.
ASAL-USUL
Orang Suku Anak Dalam Singkut Jambi
mengaku bahwa mereka berasal dari kampung-kampung pedalaman di hutan-hutan
rimba Jambi. Sudah sejak lama nenek moyang mereka ada di dalam hutan dan hidup
berpindah-pindah dari satu rimba ke rimba lainnya.
Sebagai manusia pengembara hutan
mereka lebih banyak hidup di dalam hutan dari pada di desa luar atau perkotaan.
Beberapa orang mencoba mengadopsi
mereka berkumpul dengan masyarakat perkotaan tetapi hasilnya tak memuaskan.
Mereka risih dan sangat asing dengan kehidupan modern sehingga tatkala mereka
tinggal di rumah perkotaan mereka secara cepat berlari pulang ke habitatnya.
Jadi sama seperti film Tarzan yang sudah ganteng pakai jas dan dasi tetapi ia
tak betah dengan perobahan itu. Ia lari pulang ke kandangnya seperti seorang
anak perkotaan bermain-main di hutan rimba.
Bayangkan kalau begini kasusnya
siapakah yang salah ?
Padahal sejak Adam ada tak ada
manusia primitif. Tubal-Kain saja keturunan Adam yang ke 6 dikenal sebagai
tukang tembaga dan tukang besi.
Jadi apa dan bagaimana mengangkat
mereka kepada kehidupan yang lebih baik ?
Jawabnya Firman Tuhan!
Yang menjadi persoalan, adakah
orang yang mau datang dan memberitakan firman Tuhan kepada mereka ?
MATA PENCAHARIAN
Bagi laki-laki remaja dan dewasa
mereka bekerja sebagai pembuka hutan, berburu binatang buas, babi hutan, labi-labi dan menangkap
ikan. Sedangkan kaum wanita bisa menanam padi darat atau cabai.
Hampir seluruh hutan rimba dapat
mereka kelola dengan cara berpindah-pindah. Namun cara seperti ini tidak
membawa kemajuan bagi mereka. Karena hasil yang mereka kerjakan tidak bisa
mereka tukarkan dengan uang.
Mereka masih menggunakan sistem
barter atau perdagangan tukar barang.
Pola seperti ini juga yang membuat
mereka sulit membangun rumah yang lebih baik. Jadi kalau ada orang Anak Dalam
yang punya rumah panggung yang permanen
ini adalah mereka yang sudah mendapat bimbingan dari orang-orang luar terutama
misionaris lokal.
Orang-orang luar membantu mereka
menjual apa yang mereka hasilkan serta membina hidup cara baru yang sehat dan
teratur.
KEPERCAYAAN
Kepercayaan masyarakat Anak Dalam masih diwarnai pola
kepercayaan masyarakat Indonesia pada
masa kehidupan berburu dan bercocok tanam. Mereka percaya bahwa roh-roh
orang yang meninggal mempunyai kekuatan. Dengan demikian perlu dihormati. Dan
sampai kini di beberapa tempat masih berlaku penghormatan bagi orang yang
meninggal dengan cara mengubur jenazah hanya dengan daun-daunan, sedangkan
keluarga yang ditinggal harus pindah dan membuat tempat tinggal ke tempat yang
agak jauh dari kubur itu.
Khusus di desa Sungai Kutur dan
desa Sungai Rebah terdapat perubahan yang luarbiasa. Ini terjadi ketika seorang
hamba Tuhan mantan sopir truk terkejut melihat orang-orang Anak Dalam
berkeliaran di jalan-jalan pedalaman Jambi. Jadi, 20 tahun sudah Injil masuk ke
komunitas ini dan lambat laun kehidupan merekapun mulai banyak perubahan.
Hingga kini ada sekitar 200 jiwa
Anak Dalam di kecamatan Singkut Jambi sudah percaya Yesus. Dan kedatangan kami
beberapa kali sejak 23 Pebruari 2001 juga membawa pertambahan nilai bagi mereka
terutama metode penjangkauan yang mereka sukai yaitu, musik !
Kami melihat bahwa sekalipun mereka
buta huruf tetapi mereka suka memuji Tuhan dan mampu mengikuti irama musik
keyboard tunggal yang kami mainkan. Mereka bersorak, menari dan melompat-lompat
dengan gembira terlebih setelah
diciptakannya lagu rohani dalam bahasa suku mereka.
KEHIDUPAN SOSIAL
Sebagaimana suku-suku tertinggal
lainnya, mereka suka tinggal berkelompok. Satu kelompok minimal 10-15 keluarga.
Ini mereka lakukan untuk menghindari binatang buas, atau serangan dari luar
kampung mereka.
Dalam kehidupan sehari-hari mereka
dipimpin oleh kepala suku yang mereka
percayai untuk mengatasi dan membuat keputusan-keputusan di tengah-tengah
komunitasnya.
KEHIDUPAN BUDAYA
Selama tinggal di tengah komunitas
ini kami belum mendapat secara jelas bentuk-bentuk kehidupan budaya selain bahasa asli, bangunan rumah tempat
tinggal dengan dua strata yaitu :
Rumah panggung seperti gubuk yang
dibuat dari kayu tanpa dinding dan menggunakan atap daun rias-rias bagi
keluarga yang masih sangat asli,
sedangkan yang kedua adalah rumah panggung yang dibuat dari kayu papan dengan
atap rumbia atau lalang, dan dilengkapi dengan bilik dan dapur.
Untuk memenuhi kehidupan sebagai
pemburu di hutan mereka membuat mata kapak atau tombak secara sederhana. Bentuk
ini beberapa ahli menyebut bahwa mereka adalah jenis manusia Pithecanthropus
dan kebudayaannya disebut tradisi Paleolitikum (batu tua).
Sekalipun mereka masuk dalam
golongan masyarakat tua, kedatangan kami telah membuka satu trobosan baru bahwa
Injil yang dikomunikasikan dengan media modern seperti film, video dan musik
akan lebih cepat membuka pikiran mereka untuk segera menerima ajaran yang baru
yaitu Injil Kerajaan Allah.
2.
STRATEGI
PROSES AKULTURASI
Proses akulturasi bagi orang Suku
Anak Dalam adalah usaha mempengaruhi komunitas ini secara progressif melalui
jalur membangun persahabatan, ekonomi, pendidikan, pelatihan, kesehatan yang
dilakukan utusan Injil agar mereka dapat diterima dengan baik.
PROSES ASSIMILASI
Hadirnya utusan Injil di
tengah-tengah komunitas Suku Anak Dalam
akan membawa pengaruh yang nyata, sehingga kebutuhan rohani mereka terpenuhi
dengan baik. Tanpa disadari mereka telah masuk pada gaya hidup yang baru karena
benih Injil yang mengangkat keberadaban mereka menjadi satu kebudayaan yang
baru dan unik.
3. PROGRAM OPERASI
PROGRAM JANGKA PENDEK
Mengunjungi, meneliti dan
melayani secara intensif dan efektif.
Memberi bantuan ekonomi dan
kesehatan anak-anak Suku Kubu.
Menterjemahkan lagu-lagu rohani ke
dalam bahasa Suku Laut.
PROGRAM JANGKA MENENGAH
Membuka program belajar membaca dan
menulis bagi usia produktif dan dewasa.
Menterjemahkan bahagian-bahagian
Alkitab ke dalam bahasa Suku Kubu.
Melatih ketrampilan untuk
mengangkat ekonomi keluarga Suku Kubu.
PROGRAN JANGKA PANJANG
Membangun Rumah Misi dan pendidikan
terpadu bagi masyarakat Suku Kubu dan sekitarnya.
Membangun fasilitas kesehatan dan
usaha-usaha yang mendukung kemajuan masyarakat sekitar pemukiman Suku Kubu.
6. NYANYIAN ROHANI KUBU
“SUKU ANAK DALAM “
HAGOM-HAGOM MILU TUHAN YESUS
(Aku mau senang
ikut Tuhan Yesus)
Ciptaan : Rini
Daria Abing
Arransemen
Musik : Hotben Siahaan, S.Th.,M.Min
Style : Rumba
Tempo : 123
Do = E
5/1
. 1 1
2 / 3
. 3 3
1 / 2 .
1 3 2
/ 1
A keh
ha jo a no
a no mi lu
Tu han Ye sus
5/ 1 . 1
1 2 /
3 . 3
3 1 /
2 . 1
3 2 / 1
.
A keh
ha jo a
no a no
mi lu Tu han Ye
sus
3/
5 . 5
5 3 /
6 . 6
6 6 /
5 . 6
5 3 / 2
. .
A
jeh da pat hi dup ke
kal ha gom lah ha ti ku
5/
1 . 1 2
3 / 3
. 3 3
1 / 2 .
1 3
2 / 1 . .
A
keh ha jo a
no a no mi
lu Tu han Ye sus
Terjemahan :
Aku mau senang-senang ikut Tuhan Yesus
Aku mau senang-senang ikut Tuhan Yesus
Sudah dapat hidup kekal senanglah hatiku
Aku mau senang-senang ikut Tuhan Yesus
SAHRI YIEH
(Hari Ini…)
Terjemahan :
Rini Abing
Arransemen
Musik : Hotben Siahaan, S.Th., M.Min
Style : Polka
Tempo : 125
Do = E
/1
1 . 2 3 . /
1 1
2 3 3
4 / 3
1 2 3
4 / 3 1 2
. /
Sahri yi eh
sah ri yi eh sah ri
nya Tu han sah ri nya Tu
han
/ 7
7 . 1 2 . /
7 7 .
1 2 2
3 / 2
1 7 1
2 3 /2
1 7 1 . /
Payoh mikeh
payoh mikeh bah ha gomha gom
bah ha gom ha gom
/ 6 6
. 6
6 5 6 /
5 3 1
. / 6
6 6 6
5 6 /
5 3 1
. /
Sa hri
yi eh sa ha ri Tu
han pa yoh mikeh bah ha gom
ha gom
/ 1
1 . 2
3 / 1
1 2 3
3 4
/ 3 .
2 . /
1 . .
Sah ri yi eh
sah ri yi eh sa
ha ri Tu
han
Bahasa Indonesia :
Hari ini hari ini
harinya Tuhan harinya Tuhan
Mari kita mari
kita bersukaria bersukaria
Hari ini harinya
Tuhan mari kita bersukaria
Hari ini hari ini
harinya Tuhan
6. TINDAK LANJUT
Usaha pemberitaan Injil akan
berhasil bila disertai dengan tindak
lanjut. Dengan demikian lahirlah satu komunitas baru bagi Kerajaan Allah yang
berabad-abad menanti pertolongan Tuhan.
Bersama dengan para mitra dan sobat
pelayanan bagi orang Suku Kubu Anak Dalam kita berjuang dan bekerja keras agar
komunitas ini maju dan hidup sebagai anak-anak terang.
Puji Tuhan, melalui
laporan ini kawan-kawan dapat mengetahui selintas mengenai orang asli
Suku Anak Dalam,...Tuhan Yesus memberkati, Selamat Paskah ~!