Terimalah Berita Baik melalui internet anda !

"But when the Holy Spirit comes upon you, you will be filled with power, and you will be witnesses for me in Jerusalem, in all of Judea and Samaria, and to the ends of the earth..."Acts 1:8






Dengarkan Siaran ASIANCROSS Radio Pemenang !









9.29.2011

REVIVAL PRAYER MEETING GUNUNG MURUD SARAWAK MALAYSIA











Syalom, inilah berkat Tuhan yang boleh saya bagikan buat saudara semua pembaca blog dan pendengar ASIANCROSS Radio Pemenang, jounal perjalanan saya ke Gunung Murud,Sarawak Malaysia !

Pengantar

Inilah selintas pengalaman rohani dari alam yang keras dan orisinil. Bagaimana bentuk permukaan gunung kita ikut saja,....saat melangkah menyusuri jalan mendaki menaik dan menurun...kita melewati jalan penuh semak, duri, batu padas juga menyeberang jembatan sepotong kayu kecil dibawahnya jurang yang saat kulewati ada pula seorang wanita terjatuh, dan ada juga jembatan papan tapi ianya rusak, tak dapat digunakan, lalu bagaimana aku berjalan melalui hutan Gunung Murud pada ketika itu malam dan juga hujan yang lebat...aku melangkah di atas batu yang tajam, tanah berlumpur dan licin, di atas akar pohon raksasa, sebatang kayu yang sudah lapuk membusuk, bahkan melompati lobang....

Bagaimana saya bisa melewati perjalanan siang dan pada malam itu yang kalau dihitung ada 4 kali kaki ini masuk lobang tapi tak cedera ? Saya sesungguhnya tidak bisa tapi dibantu sebatang tongkat bambu dan teringat seperti saat Musa mendaki gunung Horeb serta ingat akan nyanyian mazmur seraya bernyanyi "FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku" Mazmur 119:105, serta pengalaman bangsa Israel berjalan di padang gurun ada tiang awan di siang hari dan tiang api di malam hari, itulah iman seorang pendaki gunung yang berharap pada tuntunan Tuhan.
Inilah sebahagian tulisanku untuk kawan-kawan agar mendapatkan berkat dari perjalanan ini. Saya ucapkan terimakasih kepada Tuhan yang membawaku kesana juga pada penyelenggara serta kawan-kawan yang mendukungku ikut serta...Tuhan memberkati kita semuanya !

Sekolah Pembangunan Karakter dan memperbaharui panggilan Tuhan atas kita di perbukitan dan gunung-gunung.
Ada sebuah pengalaman yang hebat dan menarik bila kita berbicara tentang bukit atau gunung dalam konteks pelayanan. Dalam Alkitab banyak kita temukan hal-hal yang hebat itu justru terjadi di atas bukit atau gunung. Sebut saja kisah bahtera Nuh, saat Abram bersyafaat di bukit, Musa mengambil loh batu di gunung Horeb dan Yesus naik ke surga dari bukit Zaitun bahkan dijanjikan akan ada disana bila saatnya kembali menjemput umat-umat pilihan-Nya.

Sejak melayani memang saya acapkali mendengar para hamba Tuhan senior sering mengadakan petualangan rohani ke bukit tinggi dan puncak gunung. Mereka berpuasa, berdoa dan meminta kehendak Tuhan dalam kehidupan mereka. Dan yang hebatnya sebelum mereka mendapat sesuatu dari Tuhan mereka tidak turun dan terus bertahan sampai Tuhan menyatakan maksud-Nya bagi si hamba Tuhan.

Belajar dari perjalanan hidup para hamba Tuhan di Alkitab, akhirnya sayapun senang melakukan doa syafaat dari tempat tinggi, perbukitan dan gunung terlebih saat banyaknya konplik melanda Indonesia sejak tahun 1997. Dan sejak itu pula saya sering melakukan perjalanan ke berbagai tempat di Indonesia melakukan doa syafaat untuk meminta belas kasihan Tuhan atas apa yang terjadi di Indonesia ketika itu.

Sebagai catatan yang amat berkesan saya ingat bahwa banyak juga penyataan Tuhan bagi saya yang boleh meneguhkan pelayanan saya sesaat dan selepas menjalankan tugas doa syafaat di tempat-tempat seperti itu. Ada keberanian dan kuasa yang amat kuat saat kita berdoa dari tempat yang tinggi. Seingat saya saat pertama kali masuk Malaysia tahun 2003 saya pun berdoa dari bukit Kota Keriangan Genting Higland, dan sampai hari ini Tuhan buka jalan untuk saya terus melayani di Malaysia, sedang saat terjadi tsunami 2004 maka tahun berikutnya saya langsung pergi sendirian berdoa syafaat di kawasan perbukitan di pantai Phuket Thailand karena dilaporkan ada 5000 pelancong tewas ditelan tsunami dan dari saat itu saya dapat melayani di Thailand, kemudian yang terus menerus mengiang di telinga saat mendengar 4 gereja dibakar di Sungai Penuh Jambi, saya dan team mengadakan doa syafaat mengelilingi danau Kerinci dan kota hingga ke lereng gunung Kerinci dan ternyata Tuhan mendengar doa kami sehingga 4 gereja yang dibakar itu boleh beroperasi kembali.

Ada banyak perbukitan dan puncak gunung yang pernah saya daki untuk berdoa syafaat, diantaranya seperti perbukitan di Pulau Samosir, Air Terjun Sigura-gura dan perbukitan pulau Nias, Sumatera Utara, Perbukitan pantai Pelabuhan Ratu, Puncak Pass Jawa Barat, Pulau Bintan, Pulau Batam Riau, Gunung Merbabu di Jawa Tengah, Gunung Bromo di Jawa Timur, perbukitan di lintas Flores hingga di pulau Timor dan Timor Leste, perbukitan lintas Poso Sulawesi Tengah, pegunungan Bukit Barisan Lintas Sumatera Barat, dan 2 gunung yang terkenal di Malaysia yaitu Gunung Kinabalu di Sabah dan Gunung Murud di Sarawak. Untuk Gunung Kinabalu tidak sempat saya mendaki karena saat itu cuaca mendung. Sementara Gunung Murud yang sangat menantang itu akhirnya dapat saya capai dengan pertolongan Tuhan.

Pendakian ke puncak Gunung Murud

Sejak tahun 2006 aku sudah mendengar dan melihat video tentang petualangan Gunung Murud Sarawak Malaysia. Saya terasa tertantang melihat banyaknya orang tua dalam kisaran usia 50-70 tahun mampu menaiki gunung walau hanya modal sepotong tongkat sambil menggendong tas di pundaknya. Mereka bukan jemaat biasa, tapi para pendoa syafaat dan hamba-hamba Tuhan yang merindukan penyegaran kembali dalam pelayanan mereka, walau di antaranya banyak juga usia muda dan itu umumnya para pendoa syafaat. Sebab sudah jelas kalau hanya sekedar melancong tak kan sanggup dan pasti tidak mau kesana, namun karena kita mau diisi oleh perkara-perkara rohani dan belajar bagaimana Tuhan menyampaikan pesan kepada hamba-hamba pilihan-Nya ke gunung itu karena untuk mencapai puncak gunung amat sulit dilalui. Sebab itu kita juga belajar dari alam yang masih asli tanpa gangguan tangan manusia yaitu gunung Murud Malaysia.

Apa yang selama ini kurindukan barulah kali ini 13-18 Juli 2011 aku boleh ikut dan terbukti aku dapat mencapainya dengan sukses hingga puncak tertinggi Gunung itu, sekitar 8000 kaki dari permukaan laut, Haleluya ! Untuk mencapai ini sesunggunya singkat saja, tapi karena ini adalah gunung yang orisinil agak sulit untuk ditaklukkan. Sesuai aturan penyelenggara maka untuk mencapai mulai dari zone start di Lepo Bunga hingga Gereja Haleluya diperlukan waktu 5-7 jam, dan dari Gereja Haleluya ke puncak gunung bisa dicapai 4-5 jam.

Kelompok kami terdiri dari 15 orang yang datang dari berbagai tempat dari Malaysia (Sipitang, Lawas, Kota Kinabalu, Labuan), Brunei Darussalam dan saya sendiri dari Jakarta Indonesia. Dari zone start kami semua berkumpul di kota Lawas Sarawak. Kami menggunakan 3 kenderaan standard pegunungan, 1 Nissan Ranger kenderaan team sendiri berwarna merah yang kami bawa dari Kota Kinabalu dan 2 jenis Toyota Hilux yang kami sewa dari kota Lawas.

Perjalanan dari Lawas hingga Lepo Bunga selama 5 jam kami lewati dengan mantap, meski banyak kali slip di tanah merah yang licin, terutama ranger merah karena ukuran roda agak kecil tapi yang begitu itu aku suka mengambil gambar videonya, yang meliuk-liuk mengerikan saat membedah tanah berlumpur !

Tiba di Lepo Bunga tepat di lereng gunung Murud, sebagai terminal keberangkatan para pendaki, kami sempatkan makan serta bersiap-siap mengatur barang-barang yang akan dibawa para potters yang kita bayar sekitar 30 ringgit per kilogram. Dan kita cukup bawa bag di pundak saja. Termasuk laptopku dan kamera video harus kujaga hati-hati karena selalu ada turun hujan.

Sebenarnya, waktu masih sekolah SMP di kampung di Rajamaligas, Simalungun, Sumatera Utara, saya juga senang masuk hutan sekitar 30 kilometer dari kampung kami. Bersama kawan-kawan muda kami membawa anjing, parang, tombak, lastik dan berburu monyet di hutan-hutan di pinggiran kebun sawit dan karet liar di tanah jurang dan berbukit terjal. Dan pengalaman itu boleh jadi penambah pengetahuanku tentang bagaimana berpetualang masuk hutan belukar dengan pohon-pohon besar dimana kita berjalan mendaki dan menurun di atas akar atau batu-batu yang amat licin.

Dalam memasuki hutan gunung Murud memang ada aturannya, karena hutan ini menjadi hutan lindung dan dikelola dinas kehutanan sebagai taman nasional, sehingga setiap tanaman, bunga dan burung yang ada di hutan tak boleh diambil selain kita cukup menikmati keindahan flora serta kicawan burung-burung yang merdu di atas pohon yang sangat besar dan tinggi.

Namun jangan kaget tiba-tiba kita pun boleh berjumpa ular di atas pohon tertutup dedaunan yang rindang dan kita sangat kaget dan takut dibuatnya, namun oleh kuasa Tuhan kita mengusirnya walau tanpa melukainya.
Daya tarik gunung Murud memang bukan hanya karena keindahan alamnya saja tapi karena adanya mukjizat dan perbuatan Tuhan yang ajaib di puncak gunung itu sekitar 30 tahun silam, dan untuk mengenal serta mengingat perbuatan Tuhan di tengah-tengah umat-Nya maka dibentuk panitia kebangunan rohani untuk mengelola event ini pada setiap dua tahunnya dan ini boleh melibatkan banyak hamba Tuhan serta para peserta dari berbagai negara.

Kegiatan di Gereja Haleluya

Di pertengahan gunung Murud sekitar 4500 kaki dari permukaan laut ada satu bangunan dari bahan kayu, papan dan seng sebagai pusat ibadah berkapasitas 1000 orang jemaat duduk bersila yaitu Gereja Haleluya yang Tuhan perintahkan dibangun oleh hamba-Nya Pastor Agong Bango, percis seperti Tuhan memerintahkan nabi Nuh membangun bahtera di atas gunung.

Saat mengikuti acara demi acara di dalam ruang Gereja Haleluya, banyaklah yang kita dengarkan. Kesaksian dari perjalanan Pastor Agong Bango yang dipanggil Tuhan menjadi penyambung lidah Tuhan dalam menuntun umat-umat-Nya di sekitar lereng Gunung Murud hingga langkah kakinya harus ia tancapkan dari Lepo Bunga terus mencapai puncak gunung Murud yang kudus seperti gunung Horeb yang dinaiki nabi Musa.

Bagaimana membangun gereja ini dengan bahan bangunan di bawa dari bawah gunung dan melewati pepohonan yang amat rapat dan tangga-tangga akar kayu dan batu yang licin dan tajam, sehingga sulit dipikul hingga ke atas menjadi laporan yang sangat menantang.

Kesaksian para ibu-ibu dan juga bapa-bapa team pastor Agong Bango pada masa awal pencurahan kuasa Tuhan di tahun 80 an di tengah-tengah suku Lun Bawang di kawasan Ba Kelalan, terasa menyedot perhatian para hadirin. Bukan itu saja, ibu-ibu yang nampak lucu karena ukuran fisik mereka memang kecil dan jari kaki mereka lebar dan rata-rata sudah berumur antara 70-80 tahun ternyata sudah berkali-kali naik gunung bahkan ada yang sudah mencapai 55 kali.

Di antara mereka Tuhan memberi ragam karunia. Ada yang karunia mujizat, menyembuhkan, mencipta lagu dalam pimpinan Roh Kudus dan mereka penuh sukacita, sama seperti style jemaat mula-mula saat rasul-rasul Yesus mulai melayani di Yerusalem dan kota-kota lainnya.

Pada acara ibadah kita diiringi musik lengkap band walau tanpa keyboard tapi ada 2 sangkakala mengiring pujian dan penyembahan yang sangat diurapi Tuhan. Lagu-lagu terpilih dengan baik dan sangat menyentuh hati termasuk lagu bahasa Indonesia, Inggris dan Lun Bawang terasa memikat hati saat dikumandangkan jemaat-jemaat setempat..

Kesempatan baik pula boleh berkenalan dan dekat dengan para pemimpin Pelayanan Doa Gunung Murud termasuk Pastor Gerawat Maran yang saya sudah jumpa beliau sejak dari lembah bukit Linanit yang sangat curam itu...Saat itu aku mewawancari pastor Gerawat seputar pengalamannya yang pernah menjadi Presiden Gereja Sidang Injil Borneo Sarawak selama 15 tahun dan hal ihwal mengenai kegiatan Doa Gunung Murud. Berkat perkenalan itu aku boleh tampil di dalam kebaktian bersaksi, menyanyikan lagu "Jom Menginjil" dan menyampaikan sebuah pesan khusus mengenai penglihatanku mengenai kebangunan rohani di Borneo. Yang kudapat 2 Januari 2011 yaitu aku melihat ada banyak tangan-tangan terangkat di Borneo, lalu dengan itu aku memulai pelayanan seminar musik ke gereja-gereja di hampir seluruh Sabah dalam ragam organisasi gereja termasuk gereja Sidang Injil Borneo yang menjadi gereja terbesar dan berpengaruh di Borneo.

Ada banyak pengalaman yang terlalu panjang untuk diceritakan selama di kawasan gunung ini...Dari setiap peserta yang datang dari berbagai negara seperti : Malaysia sendiri, Brunei Darussalam, Korea, Singapore, Myanmar, Cambodia dan mencapai 600 orang tentu mempunyai pengalaman yang berbeda-beda. Sebagaimana pengalaman para peserta yang mungkin berkali-kali datang ke gunung ini mengikuti kegiatan per dua tahun ini, memang selalu berbeda-beda dan selalu menyenangkan walau capek, dan beratnya medan yang kita lalui sehingga ada juga peserta yang terjatuh saat melewati jembatan sebatang kayu atau tergelincir di atas akar-akar pohon yang memang licin.
Sebuah perenungan yang penting yang boleh kupelajari bahwa kita diajar banyak hal saat mendaki gunung ini, maka para pemimpin disana selalu menyebut ini adalah sekolah pelayan yang paling berkesan, sebab kita dituntut punya mata yang fokus ke jalan di depan serta berhati-hati memegang kayu penolong sebab diantaranya adalah kayu berduri, dan juga batu-batu yang besar dengan permukaan yang kasar dan kita harus memanjat batu bulat besar itu dengan hati-hati, bila tidak tangan kita akan terluka atau bisa terjatuh ke jurang.

Belum lagi saat kita harus melewati semacam rumpun bambu yang berbulu dan berlumut dimana sering ada pacet kita pun harus berhati-hati karena jalan hanya setapak saja. Dan ada juga semacam gua batu dan gua pohon yang rindang pendek dan sangat indah dan dialiri sungai kecil yang bening. Saat melewatinya kita cukup mencuci tangan dan muka supaya segar kembali sementara untuk pelepas dahaga yang tidak membawa air minum kita harus menahan diri sehingga sampai di atas lagi sebab ada memang mata air yang sudah ditata baik agar peserta yang haus boleh minum dan itu sangat orisinil dari pegunungan berbatu.

KEGIATAN PELAYANAN DOA GUNUNG MURUD

Selama 5 hari di kawasan gunung Murud maka rangkaian acara cukup banyak. Mulai dari pendaftaran peserta, kemudian pembukaan yang diisi dengan ibadah, penyampaian sejarah Pelayanan Doa Gunung Murud, kesaksian para perintis pelayanan doa yang sampai hari ini masih hidup dan tetap bersemangat walau umur sudah 60-70 tahun, konseling , doa dan pengutusan, doa syafaat antar bangsa, babtisan selam, KKR dan pengutusan ke kota asal dan negara masing-masing.

PEMONDOKAN

Di kawasan Pelayanan Doa Gunung Murud terdapat rumah-rumah pondokan yang boleh digunakan peserta selama 5 hari yaitu sepanjang retreat berlangsung dari hari pertama sampai penutupan, hanya dengan pemberian ucapan syukur kepada pemilik atau pengelola. Namun untuk keperluan makan peserta boleh membawa bekal dari kota, sementara air minum dan mandi, cuci cukup tersedia.

Karena kawasan ini di gunung dan sangat jauh ke kota maka sebelum peserta masuk ke gunung Murud maka beberapa keperluan-keperluan perbekalan selama di gunung seperti perbekalan makan yaitu beras, mi instan, susu, kue kering, suplemen, obat-obatan, perbekalan mandi dan cuci, lampu batre, tos light, lilin, jaket, sweeter, pakaian yang cukup termasuk sleeping bag karena udara di atas gunung sangat dingin sekali. Sementara dalam perlengkapan ibadah tetap dibawa yaitu alkitab, buku catatan dan alat tulis.

TANDA-TANDA DAN MUJIZAT DI GUNUNG MURUD DAN BAKELALAN

Dua kawasan di Sarawak yang menjadi populer di kalangan gereja di Borneo Malaysia Timur yaitu Gunung Murud dan Bakelalan. Pada tahun 1984 dimana pekerjaan Tuhan sedang luarbiasa di sana ada banyak tanda-tanda ajaib di kawasan perkampungan kristen yang dihuni suku Lun Bawang di Bakelalan dan puncak Gunung Murud Sarawak. Pak Agong sebagai pelayan Tuhan senantiasa mendapat petunjuk dari Tuhan mengenai tanda-tanda yang akan Tuhan nyatakan di tengah-tengah jemaat Tuhan yang pada umumnya adalah bekerja sebagai petani tanam karet, padi dan beternak.

Tanda-tanda dan mujizat yang berlaku yang pernah dicatat yang dilakukan Tuhan melalui hamba-Nya Pa Agong Bango yang juga disebut sebagai nabi Allah, adalah :
1. Beras berubah menjadi tepung beras dan tepung gandum, air masak berubah menjadi minyak kacang dan gula, disaksikan 37 orang di kampung Buduk Tudal, Buduk Nur.
2. Lidah api saat kebaktian di lapangan terbuka disaksikan sekitar 100 orang dan tanda bola api yang jaraknya sekitar 1 kilometer di angkasa dan selama 2 jam muncul kemudian hilang lalu muncul kembali selama 1 jam lalu meredup dan hilang. Seorang wanita mengatakan ini pertanda iman jemaat yang semakin meredup agar kita semakin giat beribadah dan layani Tuhan.
3. Nyanyian malaikat dan malaikat kelihatan. Ada 360 orang yang beribadah malam dan menyaksikan kehadiran kuasa Allah di Bakelalan. Ada dua malaikat berjalan di puncak gunung berjalan sambil mengangkat tangan ke langit seperti berdoa, dan ada koor nyanyian malaikat yang sangat indah dan merdu sekali. Dan jemaat penasaran apakah itu betul nyanyian malaikat ? Untuk memastikan kami memeriksa tape player jemaat dengan kaset didalamnya ternyata isinya kosong, dan ternyata ini adalah pekerjaan Tuhan yang dahsyat di tengah perhimpunan jemaat.
4. Nyala api di semak di puncak gunung Murud. Karena ada perintah Tuhan untuk mengadakan doa di puncak gunung maka suatu malam pa Agong Bango beserta sekitar 620 orang mengadakan kebaktian dari jam 5 petang hingga janm 11 malam. Beberapa genggaman batu kerikil, pasir dan lumut putih dicampur air diaduk dan ditaruh di atas seng lalu diletakkan di puncak gunung 15 meter dari kumpulan ramai. Mereka coba nyalakan dengan mancis tapi tak mau menyala. Namun saat mereka berdoa dan minta ampun kepada Tuhan, maka menyalalah dengan mengeluarkan nyalaan api yang sangat besar. Semua jemaat bersorak kemenangan dan Tuhan menyertai umat-Nya. Setengah jam kemudian dipadamkanlah api itu, dan keesokan paginya pa Agong dan beberapa jemaat memeriksanya ternyata tak satu rumput pun yang layu apalagi terbakar, yang ada di atas seng hanyalah biji-bijian sebesar kacang lendir hangat sementara seng tak nampak bekas terbakar. Puji Tuhan !

Sebuah kesaksian dari masyarakat di Bakelalan ini adalah walaupun mereka jumlahnya sedikit dan jauh di pedalaman namun soal beriman mereka sungguh-sungguh boleh jadi teladan. Dan kehidupan jemaat orang suku Lun Bawang ini sangat terkenal di antara suku-suku penganut kristen di Sarawak dan Sabah Malaysia. Dalam bidang hasil tani ternyata beras merekalah yang boleh mensuplay kebutuhan dan sangat bermutu tinggi dan disukai di Malaysia, dalam pendidikan rata-rata anak-anak mereka bersekolah tinggi dan banyak pula yang duduk dalam pemerintahan dan juga di bidang usaha bisnis swasta.

Sejarah masuknya suku Lun Bawang ini menjadi pengikut Yesus dimulai tahun 1933 saat misionari Borneo Evangelical Mission (BEM) memasuki daerah Limbang, Trusan, Lawas, Tenom, Sipitang sampai perbatasan Kalimantan. Pada awal dimulainya pelayanan didapati bahwa kondisi mereka sangatlah kurang baik.Tahap kehidupan mereka sangat rendah, rumah mereka sangat buruk dan selalu mabuk-mabukan dan tak berdaya. Pada ketika itu orang berkata bahwa negeri Sarawak akan baik bila orang Lun Bawang dibiarkan lenyap dengan sendirinya. Tapi oleh kemurahan Tuhan, suku itu kini menjadi berkat dan sangat dihargai kiprahnya dalam pencaturan misi, pendidikan bahkan politik di Malaysia..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar