Terimalah Berita Baik melalui internet anda !

"But when the Holy Spirit comes upon you, you will be filled with power, and you will be witnesses for me in Jerusalem, in all of Judea and Samaria, and to the ends of the earth..."Acts 1:8






Dengarkan Siaran ASIANCROSS Radio Pemenang !









1.08.2012

KESAKSIAN PETRUS DARI PAMANUKAN

CERMIN
Beritakan kasih Kristus lewat selembar lukisan

Dalam perjalananku ke berbagai tempat baik di kota dan desa bahkan pedalaman di beberapa negara di Asia Tenggara, aku senang mendokumentasikan kesaksian-kesaksian yang boleh menjadi berkat bagi para pembaca blog ASIANCROSS Radio Pemenang !

Kesempatan ini tampillah kesaksian seorang bapa, pelukis dari kota kecil Pamanukan, satu kota yang ada di jalur pantai utara Jawa Barat Indonesia. Ikuti dan nikmati kesaksian bapa ini, Tuhan Yesus memberkati saudara.

PAMANUKAN adalah sebuah kota kecil di jalur Pantura. Kota ini merupakan kota dagang yang menjadi andalan pemerintahan kabupaten Subang Jawa Barat. Terbukti di kota ini Anda tidak sulit menemukan bank, restoran besar, dept store, gedung pertemuan, gedung olah raga, toko-toko dalam ukuran besar nan megah bahkan ada 5 gereja besar dan sekolah Kristen yang didominasi anak-anak Tuhan dari berbagai etnis seperti : Tionghoa, Batak, Jawa, Sulawesi Utara, Flores, Ambon, Papua juga Sunda.

Saat melayani di Gereja Bethel Indonesia beberapa waktu lalu ASIANCROSS bertandang ke rumah seorang jemaat yang berprofesi sebagai seniman lukis natural. Dialah Petrus Sentosa (59) yang sejak kecil di kampung kelahirannnya Wonosobo Jateng sudah mulai lincah memainkan jari-jemarinya di atas kanvas.

Di era digital printing sekarang seni lukis merupakan profesi yang tak banyak digeluti orang. Apalagi bila dijadikan sebagai sumber penghidupan. Maka wajar, pelukis yang gemar bersaksi tentang kebaikan Tuhan ini sering mendapat tantangan dari istri dan anak-anaknya yang selalu mendesak supaya pak Petrus alih profesi lain. Tapi pak Petrus yang kadar imannya sangat teruji tak pernah banting setir sekali pun berhadapan dengan masalah keuangan yang teramat rumit. Prinsipnya bahwa melukis bukan untuk mencari sesuap nasi, tapi sebidang pelayanan yang harus diemban untuk memberitakan kasih Kristus kepada banyak suku bangsa sama seperti para gembala atau penginjil yang melayani firman Tuhan kepada banyak orang.

Perkataannya memang teruji bahwa dalam kurun waktu 30 tahun ia telah menyelesaikan sekitar 500 lukisan dengan thema kristiani. Seperti potret Yesus, lambang Roh Kudus, gereja, domba, singa, rusa, ikan koi, flora dan fauna yang menghiasi banyak ruangan gereja, rumah pendeta, rumah-rumah jenderal, dokter, orang kaya, kaum terpelajar bahkan keluarga biasa.

Meski tak sepopuler gurunya Basuki Abdullah dan Adam Lay, ia banyak mendapat inspirasi dari Leonardo Da Vinci pelukis Perjamuan Malam Tuhan Yesus, bahwa lukisannyapun mampu berbicara kepada orang yang melihatnya bahkan bisa lebih tajam daripada khotbah seorang pendeta dari atas mimbar. Kenyataannya banyak jemaat yang teramat tertusuk hati lalu bertobat setelah melihat lukisan Yesus mengangkat domba dari jurang, karena lukisan itu digantungkan menghadap pintu masuk gereja sehingga setiap orang yang masuk ke dalam gereja pasti melihat lukisan itu.

Banyak orang diberkati dengan lukisannya. Tapi bila ingin mengejar impiannya untuk menyebarkan kasih Kristus lewat lukisan ia kerap berbenturan dengan permodalan, fasilitas dan akses marketing seperti yang dilakukan para pelukis di kota-kota besar yang telah memamerkan karya mereka bukan hanya di ruang hotel mewah, tapi juga melalui situs internet. Sedang ia sendiri hanya door to door memasuki rumah-rumah dan toko-toko di kota Jakarta atau menunggu orderan datang ke rumah..

Sebuah kisah menarik saat putri bungsunya mau masuk ke perguruan tinggi. Ia tak punya uang, tapi dengan yakin ia menggendong beberapa lukisan ke toko buku Kristen terkenal di Jakarta. Sayang ketika ia menawarkan lukisannya, pihak toko tidak mau membeli sekalipun dengan harga yang sangat murah. Kejadian itu membuatnya panik. Jangankan untuk biaya anaknya kuliah untuk ongkos pulang ke Pamanukan saja tak cukup.
Saat berdiam karena bingung…ia berdiri dan berdoa di depan toko itu dan tiba-tiba seorang bapa mendekati dan berkata, ”Apakah bapak seorang pelukis ? Dengan spontan ia jawab, ya. Lalu bapa itu menceritakan bahwa ada seorang bapa mencari pelukis untuk rumahnya, dan meminta supaya pak Petrus bersedia mengikutinya ke rumah bapa tersebut. Tanpa banyak pertimbangan pak Petrus berangkat dan berjumpa dengan pemilik rumah itu. Ketika dites, ternyata pemilik rumah itu tertarik dengan cara lukis pak Petrus. Dan saat itu pak Petrus mendapat order lukisan seharga puluhan juta rupiah dengan uang muka 2 juta rupiah. Saat menerima uang itu pak Petrus menitikkan air mata, karena Tuhan sangat sayang kepada dia dan keluarganya, sekalipun memang terlalu rumit jalan hidup ini tapi Tuhan bikin mudah asal kita tetap setia pada-Nya.
Sebuah pengalaman yang mendebarkan itu tak pernah ia lupakan, karena sebagai seniman lukis ia tak bermimpi mendapat orderan sebesar itu, apalagi bila dikaitkan dengan situasi keuangan yang sangat mendesak. Ia hanya bersandar pada kemurahan Tuhan semata dan bukan pada kilau dan halusnya goresan catnya di atas canvas.

“Sekarang anak saya sudah selesai kuliah Sarjana Teknik dari Universitas Maranatha Bandung, tentu inipun adalah berkat Tuhan bagi kami sebagai keluarga seniman lukis yang tak memiliki apa-apa.” Melalui kerja melukis ini ada banyak hikmat yang kami dapatkan dari Tuhan. Bahwa kepakaran, dan uang memang amat diperlukan dalam hidup ini termasuk para pendeta, tapi bila Tuhan sudah memilih seseorang menjadi saksi-Nya, Ia akan membuat perhitungan bukan lagi melalui skill, uang atau ruang, tapi dari sebuah kesederhanaan, ketulusan dan kegigihan yang bersandar pada pengharapan akan janji Kristus,” demikian prinsip pak Petrus yang akhir-akhir ini semakin melihat kasih Tuhan dalam rumah tangganya apalagi setelah mengikuti pelayanan Pria Sejati bersama teman-teman segerejanya.

Bila Saudara ingin memesan lukisan pak Petrus baik untuk pribadi maupun pelayanan dapat menghubungi “Sanggar Lukis Pak Petrus”, Jl. Albasiah No. 18 Kota Pamanukan Subang Jawa Barat.
Hp. 085220343997. (hotben)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar