By : Hotben Siahaan
Ada banyak berita yang mendominasi media cetak dan elektronik di penghujung 2007hingga 2008. Gempa bumi Bengkulu, keangkuhan junta militer di Myanmar yang menyerang pihak oposisi yang dipimpin para biksu yang menelan korban nyawa termasuk jurnalis Jepang, kasus lagu Rasa Sayange dan pelecehan HAM terhadap istri diplomat kita di Malaysia, issu pemanasan global yang digodok ratusan pemimpin dari berbagai negara di Nusa Dua Bali, serta kekerasa militer China terhadap Tibet.
Kemudian memasuki tahun baru 2008, berita banjir di Jakarta Jawa Tengah dan Jawa Timur akibat meluapnya sungai Bengawan Solo, hingga terkini melonjak tinginya harga BBM yang semakin tidak berpihak terhadap masyarakat terutama kaum pinggiran dan kaum lemah.
Membaca Headline berita media ini muncul banyak hal penting berkenaan dengan gerakan misi pekabaran Injil di tanah air dan Asia pada umumnya, seperti perkataan Yesus sendiri: Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya. “ Matius 24:14
Inilah yang Tuhan mau, supaya kita tidak lengah dan masa bodoh dengan apa yang sedang terjadi di alam raya ini. Gereja harus bangkit dan keluar dari zone aman sendiri, lalu bersiap menjawab seruan jiwa-jiwa yang tertindas dan mengalami banyak penderitaan.
Catatlah bahwa 10 tahun terakhir Indonesia dan negara-negara di sekitarnya dipenuhi dengan konflik, tragedy yang telah menelan banyak korban jiwa dan harta benda. Mulai saja dari kerusuhan tahun 1997, tragedy Tsunami, gempa Yogyakarta, Pangandaran, bencana transportasi darat, laut dan udara, Lapindo, gempa Bengkulu hingga pemanasan global yang diprediksi akan menenggelamkan sekitar 2000 pulau di Indonesia pada 30 tahun mendatang.
Kalau kita mau jujur, apa yang sudah kita buat kurun waktu 10 tahun ini ? Kalau hanya membangun gedung gereja saja tanpa melakukan ekspansi keluar, orang-orang dunia pun bisa. Tetapi menjadikan semua bangsa murid Tuhan itulah pekerjaan mulia khusus bagi anak-anak Kerajaan.
Demikianlah ASIANCROSS Journal ini kami terbitkan menjadi berkat dan motivator kita untuk tetap semangat melakukan tugas misi, mengeluarkan orang yang terpenjara serta menuntun orang masuk dalam rencana Tuhan yang ajaib dan penuh harapan…..
BERITA YANG BELUM JUGA USAI ADALAH PERJUANGAN MASYARAKAT MYANMAR MELAWAN PEMERINTAH YANG BERTANGAN BESI YANG DIPIMPIN AUNG SAN SUU KYI.
BalasHapusMARI DUKUNG DAN DOAKAN RAKYAT MYANMAR YANG TERTINDAS...
Htoo Paw, dari Organisasi Wanita Karen, mengatakan bahwa selain pemilu, pelanggaran hak asasi manusia terus terjadi, dan junta membangun pasukan di daerah-daerah etnis.
BalasHapus"Dan kita tahu bahwa setelah pemilu, tidak akan ada perubahan ... bagi warga desa etnis. Kami tidak punya harapan untuk setiap perubahan positif dari pemilu," kata Paw.
Sejak Myanmar merdeka dari Inggris tahun 1948, berbagai kelompok etnis di bagian timur negara itu ingin memperleh otonomi yang lebih besar, yang menyebabkan kasus-kasus pemberontakan bersenjata. Myanmar adalah salah satu negara paling beragam etnis di dunia.