Terimalah Berita Baik melalui internet anda !

"But when the Holy Spirit comes upon you, you will be filled with power, and you will be witnesses for me in Jerusalem, in all of Judea and Samaria, and to the ends of the earth..."Acts 1:8






Dengarkan Siaran ASIANCROSS Radio Pemenang !









7.09.2008

ARTIKEL MUSIK GEREJA

GELOMBANG MUSIK GEREJA
Mengusung Transformasi Indonesia
By : Hotben Siahaan
---------------------------------------------------


PENGANTAR

Banyak perubahan yang terjadi di seputar dunia musik, khususnya musik gereja. Kalau kuingat, tiga puluh tahun yang lalu waktu masih di kampung, aku sering mendengar di ladang-ladang pertanian, para gembala memainkan musik kecapi, gitar, cukulele, seruling dan gendang bambu dengan gembira. Di sela-sela menjaga ternak gembalaannya, mereka duduk di bawah pohon mangga sambil mendendangkan lagu-lagu gereja disamping lagu-lagu rakyat.

Menjelang sore para gembala pulang, lalu pada malamnya mereka bergabung dengan anak-anak kampung yang sudah bersiap-siap berlatih permainan drama musikal yang mengambil thema dari Alkitab, sedang orang-orang tua juga mulai berkumpul di teras-teras rumah, membuat tikar sambil menceritakan kembali firman Tuhan yang beberapa minggu sebelumnya dikhotbahkan di gereja masing-masing.

Penduduk desa kami amat harmonis satu dengan yang lainnya. Tak ada yang menonjolkan diri, mereka saling tolong-menolong dan penuh sukacita, hati masyarakatpun begitu, aman-aman saja. Padahal kala itu desa kami belum lagi diterangi PLN dari PLTA Sigura-gura, tapi kalau malam tiba lingkungan desa tampak hidup, sangat terang walau hanya dengan lampu petromaks, semprong atau lampu kaleng susu yang diisi minyak tanah.


PERANAN PENGINJIL DESA

Apalagi kalau ada kegiatan evangelisasi yang sekarang lazim disebut Kebaktian Pekabaran Injil atau KKR-Kebaktian Kebangunan Rohani, wou…warga sangat antusias. Dari kampung-kampung lainpun berduyun-duyun datang bahkan sampai ada yang menginap tidur di rumah penduduk.

Mereka sangat dipuaskan dengan pelayanan hamba-hamba Tuhan yang datang dari daerah lain. Padahal kalau dibandingkan dengan masa kini, wou sangat jauh berbeda. Hamba Tuhan itu datang dua orang saja, mereka mendayung sepeda unta lengkap dengan lampu torpedo yang masih terang, dan untuk melengkapi pelayanan mereka, merekapun membawa beberapa alat musik yang unik; accordion, gitar akustik yang kecil, marakas sejenis alat musik perkussi yang diputar-putar di telapak tangan dan beberapa buku-buku kecil untuk dibagikan kepada jemaat.

Sekalipun kehadiran hamba Tuhan ini nampaknya biasa-biasa, tanpa sound system bahkan tanpa undangan selebaran, tapi penyertaan Tuhan lewat mereka luarbiasa. Setiap kampanye Injil yang disertai dengan nyanyian-nyanyian gembira yang luarbiasa, ada banyak mukjizat yang Tuhan nyatakan. Mereka berdoa dengan penuh kuasa sehingga banyak orang yang mau didoakan. Yang sakit, kerasukan, ladang-ladang, perternakan, anak-anak sekolah mereka doakan sehingga banyak pula yang menerima Yesus dan mereka dibabtiskan.

Kegiatan pekabaran Injil dan musik-musik gereja yang diajarkan dan diwariskan para pekabar Injil itu, membuat suasana desa semakin indah. Dimana-mana kita mendengar nyanyian-nyanyian gereja yang baru diajarkan itu, dan tidak tanggung-tanggung, di kedai kopi dan kedai tuakpun kita mendengar alunan lagu gereja. dan buahnya, banyak bapak-bapak yang diingatkan untuk kembali kepada Tuhan melalui lagu itu, dan mereka mengalami perjumpaan pribadi dengan Kristus.

Berbarengan dengan kegiatan misi penginjilan dan alunan musik yang mewarnai desa, ternyata bukan pola hidup manusia saja yang berubah tetapi, tanaman-tanaman pertanianpun tak mau ketinggalan. Dedaunan menari, bunga-bunga tersenyum, buah-buah menyembah serta pohon-pohon pun melompat, agungkan Sang Pencipta…

Maka tak heranlah, hasil pertanian seperti padi, kopi, ubi, singkong, cengkeh, sayur-mayur, buah-buahan, peternakan, ikan, ayam, itik, kerbau, kuda, babi memberi hasil yang sangat memuaskan. Oleh karena itu, perubahan dalam pola rumah tinggalpun semakin membaik, bangunan rumah dari bilik bambu menjadi papan dan selanjutnya menjadi batu beton. Bahkan pendidikan anak-anakpun meningkat, ada banyak yang menjadi sarjana atau sukses di bidang wiraswasta di pemerintahan bahkan tidak sedikit yang menjadi pendeta dan penginjil.

Tapi hari ini, tiga puluh tahun sudah berlalu, cerita menjadi lain. Nyanyian di ladang sudah tak terdengar dan perkumpulan anak-anak berlatih drama serta orang-orangtua bercerita Injil di teras rumah, nyaris punah. Lalu bila kutatap ke hamparan ladang-ladang di belakang rumah kami di Rajamaligas Tanah Jawa Simalungun Simatera Utara, yang nampak hanya pohon-pohon kering, tidak ada jagung, tidak juga padi. Bangunan kubur begitu kontras diantara pohon-pohon kering sehingga burung-burungpun sulit berteduh apalagi mencari sebutir padi-padian untuk menyambung hidupnya. Ia dahaga, dan sangat lapar, karena itu untuk berkeciaupun ia tak ada tenaga apalagi bernyanyi memuji Tuhannya ? Ironis !

POTRET BURUK
Inilah segelintir potret tanah perkampungan kristen di Sumatera Utara. Kemerosotan sedang terjadi dimana-mana, kemerosotan moral, kemerosotan rohani bahkan sumber-sumber pendapatan ekonomi masyarakat sulit untuk bangkit kembali. Tak pelak lagi beberapa tahun lalu tanah Batak pun sempat mendapat predikat buruk sebagai daerah termiskin di Indonesia. Hati menangis manakala mengingat tanah Batak tanah Sumatera yang orang lainpun menyebutnya tanah perjanjian Tuhan di luar Israel. Ladang pertanian tanduslah sudah, hasil di bukit tak lagi menggairahkan, pendapatan di danau Toba pun tak sehebat di tahun tujuh puluhan, turis tak kunjung dating akibatnya, hotel bagai rumah kosong, kapal-kapal boat tertambat sudah di dermaga dan home idustri tak lagi berproduksi. Pengangguran tumbuh subur, pertikaian dan sinkritisme merajalela.

Kalau kurenung-renungkan dan kuingat-ingat keindahan di masa lalu, sepertinya hubungan ibadah-memuji Tuhan dengan hasil pertanian-perekonomian itu tak bisa dipisahkan. Karena begitu nampak jelas perbedaannya di antara masyarakat. Apalagi kalau kita lihat dalam Alkitab, bahwa Tuhan Allah memang telah mengutuk tanah pada masa Adam dan Hawa, namun akan diberkati-Nya dengan subur dan beroleh hasil yang berlimpah-limpah bila umat-Nya berbalik dan beribadah kepada-Nya dengan setia.

Permasalahannya bagaimana untuk memulai kebangkitan itu ?

MINI REFORMASI
Pengalaman hidup di masa kecil begitu amat indah. Punya gitar yang baik dan sekolah musik di kota merupakan kebahagiaan
sebagai anak-anak remaja Kristen. Kawan-kawan juga sama, hampir setiap rumah tangga Kristen dimana ada anak laki-laki selalunya ada gitar atau seruling di rumah mereka, sehingga bila kegiatan natal, paskah, tahun baru atau perayaan kemerdekaan maka sudahlah pasti anak-anak remaja dan pemuda akan bermain drama musikal mensyukuri berkat Tuhan, termasuk aku juga.

Keadaan ini sangat menggocang dan bertanya di hatiku…..Apakah masih mungkin di masa sekarang setiap rumah tangga Kristen mampu menghadirkan suasana seperti tiga puluh tahun silam ? Seperti yang ada di kampung kami ? Ada puji-pujian dan musik yang berkumandang di tengah-tengah keluarga, bukan saja di rumah, di gereja tetapi juga di warung, di toko, di kantor-kantor, di kilang, pabrik-pabrik, di mal, di hotel, di kereta api, di bus, di klinik, di rumah sakit, dan unit usaha lainnya, di mana setiap saat dapat mendengar pengagungan kepada Tuhan, seperti program kerajaan Inggris yang memperdengarkan nyanyian rohani di 300 desa-desa melalui tape kaset yang diputar angin.

POLA DAUD
Seperti Daud memainkan kecapi mulai dari rumahnya, ke ladang penggembalaan bahkan ke istanan raja, demikianlah kiranya pola musik gereja melekat erat pada anak-anak Tuhan. Kemanapun ia pergi ia selalu tenteng kecapi dan ia bernyanyi di situ. Dan tidak main-main, setiap tempat di mana Daud bernyanyi, memuji Tuhan, tanah itu menjadi subur. Dan kemanapun ia berjalan bila ada musuh ia mampu menghajar musuh, mulai dari binatang buas sampai Goliat dapat dipenggal Daud begitu mudah. Karena Tuhan bersama Dia.

HATI YANG TAAT, MULUT YANG BESYUKUR
Kalau kita meneliti, sejauh manakah keterkaitan puji-pujian, musik terhadap kesuburan tanah, kemajuan perekonomian, dan pemerintahan ? Padahal kalau kita bandingkan tanah Indonesia dengan tanah Israel yang berbatu-batuan, seyogianya kita harus lebih subur dari Israel, tetapi mengapa terbalik ? Inti utamanya adalah hati yang taat kepada Tuhan dan mulut yang senantiasa bersyukur pada Dia. Suara kita yang diiringi musik akan mengusir roh jahat dan merubah sekitar kita karena Allah bertahta di atas pujian umat-Nya. Dan ketika kita memuji, menyembah Dia, Ia tidak saja memberkati hidup kita sendiri, tetapi Ia juga sekaligus memberkati sumber perekonomian dan tanah di mana kita berpijak.

Ketahuilah, tanah Israel itu punya kadar garam yang tinggi tetapi lihat hasil pertanian; gandum, anggur, buah-buah semua the best. Ternak mereka, hasil obat-obatan, industri juga tidak kalah dengan negara maju seperti Eropa, Amerika. Jadi utamanya adalah negeri pilihan Tuhan dan bangsa yang taat pada Tuhan! Kemudian sebagai ekspressi kepada Tuhan melalui pujian yang penuh kuasa dan diurapi Roh Kudus ini pula akan membersihkan udara di angkasa sekaligus merusakkan jaringan kuasa kegelapan di udara. Dengan demikian berkat Tuhan tercurah dengan deras tanpa satu oknum yang dapat menghalangi dari surga. Langit mencurahkan hujan, udara mengatur ekosistim, matahari memberikan energi, dan air membawa sari makanan dan kita cukup memuji-muji Tuhan sambil menunggu panen yang baik itu. Haleluya !

Perhatikanlah perkataan rasul Paulus dan nabi Musa :
“Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.” Efesus 6:12

“ Jika engkau baik-baik mendengarkan suara Tuhan, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka Tuhan, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi. Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara Tuhan, Allahmu : Diberkatilah engkau di kota dan diberkatilah engkau di ladang. Diberkatilah buah kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni anak lembu sapimu dan kandungan kambing dombamu. Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu. Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar. Ulangan 28:1-6

TEROBOSAN BARU
Melihat perjalanan Israel, Musa, Daud dan perkataan Paulus sepatutnya kita harus berani bangkit dan mengadakan suatu terobosan baru. Mengadakan revolusi dari anak-anak Tuhan melalui musik gereja yang kita yakini dapat menjadi alat perubahan dan mempercepat transformasi bangsa ini kepada arah yang lebih baik.

Cobalah, buktikan sendiri bahwa musik bukan sekedar asal genjreng, tetapi musik adalah kuasa ! Kuasa untuk membunuh penguasa kerajaan gelap, kuasa untuk melepaskan orang-orang yang tertawan serta kuasa untuk membawa perubahan di tengah-tengah manusia dan alam sekitarnya.

Bila engkau ingin melihat satu perubahan di bumi ini, di negeri ini, atau di rumahmu, maka mulailah dengan menghadirkan musik yang dipenuhi dengan kuasa dan firman Tuhan. Karena Tuhan, Allah sendiri juga ketika Ia bekerja dan berfirman selalu menghadirkan suatu bunyi, musik dalam setiap mengerjakan karya ciptanya, artinya musik menjadi alat media yang begitu berpengaruh kepada jiwa manusia.

Dalam dunia kedokteran di masa sekarang banyak para professor di bidang teknologi medis ini yang semakin gigih mengembangkan pemanfaatan suara musik dalam kerja praktek mereka sekalipun itu terkesan terlambat. Seperti pada bulan Mei 2007 yang lalu seorang sahabat dari Kota Kinabalu Sabah Malaysia, membawa peralatan medical computer system untuk mendeteksi penyakit para pasiennya di ruang kerja di Paninsula Hotel Slipi Jakarta. Melalui nafas, suara pasien yang terekam dalam chip memory komputer, maka secara cepat terdeteksi penyakit atau gejala apa yang diderita si pasien.

Demikian juga dalam ilmu kelautan dan militer, tekhnologi berbasis komputer yaitu Sonar yang juga dipergunakan sebagai hardware musik, juga dipakai sebagai alat deteksi kehidupan di bawah laut hingga ribuan meter, seperti ketika menemukan bangkai pesawat Adam Air yang jatuh di perairan Sulawesi awal tahun 2007 yang lalu, Sonar inilah yang menemukannya, yaitu melalui rekaman gelombang suara di bawah laut.

Tidaklah berlebihan, sebab Alkitab adalah sebagai sumber ilmu, informasi dan sumber iman, sehingga dalam tulisan Paulus tadi kita sangat jelas melihat betapa udara yang telah menjadi tahta Iblis harus digempur dengan kuasa yaitu melalui suara kita, musik kita yang dibalut dengan firman Tuhan dan kuasa Roh Kudus, karena unsur ini tak ada yang bisa menghalangi dan ingat media terbaik sebagai alat pembawa suara hanyalah udara !

GELOMBANG MUSIK GEREJA
Karena kegelisahan melihat fenomena di akhir-akhir ini saya harus bepergian ke pedalaman dan pegunungan tinggi di Indonesia bahkan ke beberapa negeri-negeri di Asia Tenggara untuk melihat dan membuktikan sejauhmana peranan musik gereja di tengah-tengah bangsa-bangsa, dan kami mendapat suatu keyakinan dari kebenaran firman Tuhan, bahwa musik gereja yang diilhami Roh Kudus dan berisi firman Tuhan adalah media tercepat dalam gerakan pemberitaan Injil ke segala suku bangsa di kolong langit.

Namun yang menjadi pertanyaannya, siapakah yang mau memulai dan meneruskannya, sehingga bumi penuh kemuliaan Allah. Nama Tuhan terdengar di ladang-ladang, kebesaran-Nya bergema di kota-kota dan bumi mengeluarkan hasil yang terbaik bagi manusia ciptaan Allah yang memuja-Nya dan segala penyakit, kesusahan, dan kutuk terhindar dari mereka. Amin /hot
Artikel ini dapat Anda baca dalam buku
PERANAN MUSIK GEREJA DALAM PEKABARAN INJIL
Pesan dan hubungi kami.GBU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar